Internasional

Mahathir Mohamad Khawatirkan Najib Razak Bebas dari Penjara, Jika Partainya Memenangkan Pemilu

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahathir Mohamad

SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR - Politisi veteran Malaysia dan pemimpin oposisi Mahathir Mohamad memperkirakan mantan Perdana Menteri Najib Razak akan dibebaskan dari penjara.

Tetapi, jika partainya yang berkuasa yang dinodai korupsi memenangkan pemilihan umum (Pemilu) mendatang.

Najib memulai hukuman 12 tahun penjara pada Agustus 2021 setelah dinyatakan bersalah dalam beberapa kasus.

Terutama, penjarahan miliaran dolar dari dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Malaysia akan mengadakan pemilihan umum dalam beberapa minggu mendatang.

Setelah Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob membubarkan parlemen pada Senin (10/10/2022).

Yaakob melawan tekanan dari faksi-faksi di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang berkuasa yang tetap setia kepada Najib dan lainnya yang dituduh melakukan korupsi.

Baca juga: Kadisbudpar Aceh Temui Konjen Malaysia Untuk Tarik Wisatawan Negeri Jiran

Berbicara sehari kemudian, Mahathir memperingatkan UMNO akan segera membebaskan Najib dari penjara melalui pengampunan kerajaan, seperti dilansir Reuters.

Bahkan, akan menjatuhkan lusinan tuduhan korupsi lainnya jika memenangkan pemilihan.

“Jika mereka bisa menang dan membentuk pemerintahan, itu adalah tujuan pertama, bukan tentang kesejahteraan rakyat,” kata Mahathir pada konferensi pers pada Selasa (11/10/2022).

Penuntutan pidana terhadap presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi, yang menghadapi 47 dakwaan korupsi dalam kasus yang tidak terkait dengan 1MDB, juga akan dibatalkan, kata Mahathir.

Najib dan Zahid sama-sama mengaku tidak bersalah, dengan mengatakan sebagai korban dendam politik.

Mereka berdua diadili, bersama dengan para pemimpin partai lainnya, setelah UMNO kalah dalam pemilihan 2018 untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia.

Para pemilih menghukum partai tersebut karena 1MDB dan skandal korupsi lainnya.

Setelah memimpin negara itu selama 22 tahun hingga tahun 2003, Mahathir keluar dari masa pensiunnya untuk membentuk koalisi untuk mengalahkan Najib, mantan anak didiknya.

Baca juga: Najib Razak Tulis Surat Perpisahan untuk Keluarga, Pendukung Mantan PM Malaysia Menangis

Tetapi aliansi itu runtuh pada tahun 2020, mengakhiri tugas kedua Mahathir sebagai perdana menteri dan memungkinkan UMNO untuk kembali ke dalam kekuasaan.

Sekarang berusia 97 tahun, Mahathir mengatakan akan mempertahankan kursi parlemennya dalam pemilihan.

Dia bersedia bekerja dengan siapa pun untuk mengalahkan UMNO.

UMNO berharap untuk memenangkan mandat yang cukup besar dalam pemilu mendatang untuk membentuk pemerintahan sendiri, tanpa mitra koalisi yang dimilikinya di bawah pemerintahan Ismail.

Terlepas dari klaim balas dendam politik Najib, skandal 1MDB yang meluas telah melibatkan lembaga keuangan dan pejabat tinggi secara global.

Setidaknya enam negara membuka penyelidikan.

Penyelidik mengatakan sekitar $4,5 miliar dicuri dari 1MDB yang didirikan bersama oleh Najib selama tahun pertamanya sebagai perdana menteri pada 2009.

Dimana, lebih dari $1 miliar masuk ke rekening yang terkait dengan Najib.

Departemen Kehakiman AS menyebutnya sebagai penyelidikan kleptokrasi terbesar mereka.
Najib mengatakan dia disesatkan oleh pejabat 1MDB.

Baca juga: Najib Razak Minta Ampun ke Raja Setelah Dihukum 12 Tahun Penjara, Bantah Ada Perlakuan Khusus

Para pemimpin oposisi lainnya juga mengecam UMNO karena mendorong pemilihan awal pada saat ekonomi melambat.

“Salah satu tujuan eksplisit atau implisit UMNO dalam pemilihan umum untuk membebaskan Najib," kata Lim Kit Siang, pemimpin oposisi Partai Aksi Demokrat.

"Termasuk protagonis lainnya dari skandal 1MDB dari tanggung jawab pidana,” tutupnya.(*)

Berita Terkini