Samsami meminta masyarakat internasional untuk mengambil sikap bersatu melawan rezim di Teheran dengan menutup kedutaan besar Iran di seluruh dunia dan mengusir diplomat negara itu.
Dia juga mendesak AS dan Uni Eropa untuk menunjukkan dukungan bagi publik Iran dan revolusi demokrasi mereka di Iran.
Presiden AS Joe Biden bulan ini mengecam tindakan keras pemerintah Iran terhadap demonstran damai selama kerusuhan terbaru.
Biden menuntut agar hak asasi manusia ditegakkan dan martabat manusia dipertahankan.
Baca juga: Siswi Iran Tolak Nyanyikan Lagu Mendukung Pemerintah, Dipukul Sampai Mati Oleh Pasukan Keamanan
Dia menambahkan AS berdiri di samping wanita Iran dan semua warga negara.
“Selama beberapa dekade, rezim Iran telah menyangkal kebebasan mendasar bagi rakyatnya dan menekan aspirasi generasi berikutnya melalui intimidasi, paksaan, dan kekerasan,” kata Biden.
Presiden Iran Ebrahim Raisi menuduh As mencoba menyebabkan perpecahan dalam masyarakat Iran dan mengacaukan negara dengan menghasut tindakan terhadap rezim dengan dalih hak asasi manusia.
“Komentar presiden Amerika yang mendukung kekacauan, teror dan ketidakamanan, sekali lagi membuktikan kepalsuan klaim melindungi HAM, keamanan dan perdamaian,” katanya.
Alireza Jafarzadeh, Wakil Direktur NCRI di Washington, AS mengatakan tindakan Korps Pengawal Revolusi Islam Teheran sudah melampaui batas.
“Menurut ratusan laporan yang kami terima, pasukan berpakaian preman IRGC dan Basij bertindak brutal dan kejam denan memukuli para demonstran dan melukai mereka,” katanya.
“Salah satu taktik yang mereka gunakan, memukuli para demonstran di kepala atau mematahkan anggota badan," ujarnya.
"ini pada dasarnya akan mengakhiri partisipasi mereka yang berkelanjutan dalam protes untuk suatu periode," tambahnya.
Baca juga: Britney Spears Dukung Demonstrasi Nasional Iran, Serukan Kebebasan Untuk Perempuan
Jafarzadeh juga mengatakan pasukan militer Iran membunuh sejumlah tahanan di penjara Evin yang terkenal kejam yang telah memprotes rezim tersebut.
Dia menggambarkan insiden itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Pada 15 Oktober 2022, sebanyak 30 hingga 40 tahanan tewas dalam serangan di Penjara Evin oleh pasukan khusus IRGC,” katanya.
“Serangan terhadap para tahanan sudah direncanakan sebelumnya," ujarnya.
"Penjaga biadab melemparkan beberapa tahanan ke bawah dari atap," tambahnya.
Seorang pejabat pemerintah Iran mengatakan para tahanan tewas seusai menghirup asap”akibat kebakaran di penjara yang yang dilakukan oleh agen musuh.(*)