Internasional

Kelompok Oposisi Iran di Pengasingan Minta Barat Bantu Demonstran Gulingkan Rezim

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah wanita Teheran melakukan demonstrasi untuk mengutuk polisi moral Iran yang menyebabkan kematian Mahsa Amini.

SERAMBINEWS.COM WASHINGTON - Kelompok oposisi Iran yang tinggal di pengasingan menuntut Barat membantu demonstran menggulingkan rezim Iran.

Kelompok itu juga minta tekanan terhadap Teheran ditiingkatkan, ketika protes terhadap rezim terus berlanjut di seluruh negeri selama dua bulan berturut-turut.

Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) mengatakan selama briefing di Washington, negara Barat harus memerintahkan penutupan semua kedutaan besar Iran.

Kemudian, menjatuhkan sanksi yang lebih berat terhadap rezim.

Protes yang meluas saat ini dimulai tak lama setelah kematian Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi pada 16 September 2022.

Dia ditangkap oleh apa yang disebut polisi moral tiga hari sebelumnya karena tidak mengikuti aturan ketat tentang pakaian wanita.

Baca juga: Iran Marah, Kirim Senjata ke Rusia Dapat Sanksi, Uni Eropa dan AS Bantu Ukraina Tanpa Sanksi Apapun

Dipercaya secara luas, kematiannya akibat pemukulan oleh petugas.

Pemerintah Iran menyangkal kasusnya.

Tetapi warga yang marah tidak yakin dan telah turun ke jalan sebagai protes selama berminggu-minggu.

Sehingga, mendorong tindakan keras dan brutal oleh pasukan keamanan yang telah mengakibatkan banyak kematian, terluka dan penangkapan.

Iran telah diperintah oleh pendirian agamanya sejak sebuah revolusi pada tahun 1979 yang menggulingkan penguasa, shah pro-Barat.

Wanita di negara itu diharuskan mematuhi pembatasan pemerintah pada pakaian gaya Barat, berpakaian sopan dan menutupi rambut dengan jilbab di depan umum.

Baca juga: Pemanjat Tebing Iran Tunjukkan Solidaritas ke Demonstran, Lepas Jilbab Saat Berkompetisi di Seoul

Soona Samsami, Perwakilan NCRI AS, mengatakan protes saat ini telah berlangsung lebih lama dari yang lain sejak 2017, terutama dipimpin oleh wanita dan pemuda Iran, yang menuntut penggulingan rezim.

“Apa yang terjadi di Iran ini memiliki semua ciri-ciri revolusi yang sedang dibuat,” katanya, seperti dilansir Arab News, Kamis (20/10/2022).

“Kami telah melewati titik perubahan bersejarah, dengan ketakutan orang-orang menghilang dan ketakutan terhadap rezim," tambahnya.

Halaman
12

Berita Terkini