Internasional

Prancis Kecam Keras Iran, Tangkap Lagi Warganya, Minta Segera Dibebaskan

Pemerintah Prancis mengeluarkan kecaman keras ke Iran yang terus menangkap warganya dengan tuduhan sebagai mata-mata.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Pengacara melihat turis Prancis di dalam penjara Vakilabad, Kota Masyhad, Iran. 

SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Pemerintah Prancis mengeluarkan kecaman keras ke Iran yang terus menangkap warganya dengan tuduhan sebagai mata-mata.

Juru bicara kehakiman Iran mengatakan mereka yang baru ditahan dituduh berkonspirasi dan berkolusi dengan tujuan merusak keamanan nasional.

Prancis mengecam Iran karena praktik kediktatoran dan menyandera dua warganya awal bulan ini setelah sebuah video ditayangkan di mana mereka tampak mengaku memata-matai.

Prancis mengutuk penangkapan mereka dan menuntut pembebasan segera pasangan itu, seperti dilansir IRNA, Selasa (25/10/2022).

Juru bicara pengadilan Iran Masoud Setayeshi, selama konferensi pers mingguan, tidak mengatakan berapa banyak lagi penangkapan dalam kasus mata-mata Prancis.

Atau memberikan kewarganegaraan mereka atau rincian lainnya.

Baca juga: Pekerja Pabrik, Serikat Guru dan Pemilik Toko Mogok Massal di Iran

"Dalam kasus ini, penangkapan lain telah dilakukan dan rantai informasi akan segera diselesaikan dan akan diumumkan segera setelah selesai," katanya.

Dia menambahkan penyelidikan berjalan cepat.

Kementerian intelijen Iran mengatakan telah menangkap dua orang Eropa karena diduga mengobarkan ketidakamanan.

Di mana orang-orang melakukan demonstrasi seusai Mahsa Amini meninggal dalam tahanan polisi moral iran bulan lalu.

Media pemerintah Iran sering mengudarakan pengakuan yang diakui oleh para tersangka dalam kasus-kasus bermuatan politik.

Dalam video yang ditayangkan awal bulan ini, salah satu dari keduanya, Cecile Kohler mengatakan berada di Iran untuk mempersiapkan landasan bagi revolusi dan penggulingan rezim Islam Iran.

Baca juga: Puluhan Ribu Warga Jerman Tunjukkan Dukungan ke Perlawanan Perempuan Iran

Video itu memicu kemarahan di Paris.

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan untuk pertama kalinya kedua warga negara itu, bersama dengan dua lainnya yang juga ditahan di Iran, menjadi sandera negara.

Dikatakan pengakuan yang diduga diambil di bawah paksaan tidak memiliki dasar dan juga alasan yang diberikan untuk penangkapan sewenang-wenang mereka.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved