Kupi Beungoh

Mahasiswa “Bei Khoh”: Stinky, Perkapita BO, dan Staphylococcus Hominis

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Tetapi ini bukan sesuatu yang dapat dibanggakan karena jauh kalah dari Brazil, dimana 99 persen rakyatnya mandi dua kali sehari, selama 7 hari dalam seminggu.

Bagaimana dengan Cina? Negeri ini lumayan parah, sekitar setengah penduduknya hanya mandi dua kali seminggu.

Fenomena malas mandi itu rupanya satu paket dalam hal toilet.

Toilet umum, negara kedua PDB terbesar di dunia itu hanya dapat dijelaskan dengan tiga kata -kotor, bau, dan tidak higenis-.

Dan memang publik global mengetahui dan mengakui Cina juara dunia dalam hal toilet bau.

Dalam hal bau toilet Cina ini, paling kurang antara empat sampai lima kata bahasa Aceh yang menjelaskan tentang bau itu terpakai.

Menghadapi realitas itu Xi Jin Ping sendiri telah dan sedang memimpin Revolusi Toilet di negerinya.

Semenjak dimulai revolusi itu pada tahun 2015, tidak kurang 5 miliar dolar- 78.5 triliun rupiah- telah dikucurkan untuk upaya menangggulangi “aib nasional itu.” (China.cn.org 2017, CPR News 2018)

Bagi Cina, sesungguhnya itu bukan soal aib, tetapi lebih semata karena keluhan turis internasional yang membawa cuan ke negeri itu.

Bayangkan saja 143 juta turis mancanegara mengunjungi Cina pada tahun 2019.

Mau tahu pendapatan Cina dari turis pada tahun yang sama?

Negeri itu mendapatkan uang sekitar 7,2 milliar dolar atau setara dengan sekitar 113 triliun rupiah.

Alasan revolusi toilet Cina memang soal cuan, bukan soal aib.

Memang Cina selalu bersikap “Emangnya Gue Pikirin” tentang persepsi masyarakat luar tentang negeri itu.

Baca juga: Bahan Alami Ini Bisa Atasi Bau Badan, Lebih Baik daripada Pakai Deodorant Kata dr Zaidul Akbar

Mahasiswa Bei Khoh di Kampus Dunia

Halaman
1234

Berita Terkini