Erupsi Gunung Semeru

Sejarah Letusan Gunung Semeru dari Tahun 1818 hingga Tahun 2022

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Semeru memuntahkan awan panas dan abu vulkanik tebal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022). Gunung Semeru kembali bererupsi setelah mengalami erupsi besar pada 2021 lalu, status pun dinaikkan ke level IV menjadi 'Awas' terhitung per pukul 12.00 WIB hari Minggu, 4 Desember 2022. Semeru erupsi, Fatini warga Desa Sumberwuluh Lumajang trauma, langsung bawa dompet ajak suami dan dua anaknya menyelamatkan diri.

Penulis: Yunita Rahmayanti

SERAMBINEWS.COM - Berikut sejarah erupsi gunung Semeru dari tahun 1818 hingga tahun 2022 menurut PVMBG.

Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia,

Gunung berapi ini tercatat mengalami erupsi pada 4 Desember 2022 pukul 02.46 WIB.

Status Gunung Semeru dinaikkan menjadi Level IV atau Awas.

Gunung Semeru adalah gunung berapi yang terletak di Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur dengan posisi geografis di Latitude -8,108°LU, Longitude 112,92°BT dan memiliki ketinggian 3676 mdpl.

Saat ini, tercatat 29 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 65-120 detik.

Tahun 1800-an

Letusan pertama Gunung Semeru yang terekam terjadi pada tahun 1818.

Namun, letusan tahun 1818 hingga 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

Tahun 1900-an

Pada tahun 1941-1942, terekam aktivitas vulkanik Gunung Semeru dengan durasi panjang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava Gunung Semerut terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Saat itu, aliran lava mengalir hingga mencapai lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter.

Akibatnya, material vulkanik Gunung Semeru menimbun pos pengairan Bantengan.

Aktivitas Gunung Semeru tercatat setiap tahun secara beruntun pada tahun 1945-1960.

Kemudian, 1 Desember 1977, guguran lava Gunung Semeru menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar.

Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3.

Awan panas ini juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan.

Satu tahun kemudian, aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978-1989.

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga tercatat pada tahun 1990, 1992, dan 1994, dikutip dari BNPB.

Awan panas guguran (APG) Gunung Semeru terpantau dari CCTV Pos Pantau PVMBG Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022) pukul 06.30 WIB. (Dok BNPB)

Tahun 2000-2010

Pada periode 2000-an, Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi pada tahun 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.

Gunung Semeru meletus delapan kali pada 23 Desember 2002 dan satu kali pada 25 Desember 2002.

Empat hari kemudian, Gunung Semeru kembali erupsi sebanyak tujuh kali pada 29 Desember 2002.

Letusan Gunung Semeru pada tahun 2004 terjadi awan panas guguran yang masuk Besuk Bang sejauh 2500m pada 20 Januari dan sejauh 1000m pada 7 Oktober, dikutip dari VSI ESDM.

Kemudian, pada tahun 2005 tercatat awan panas guguran masuk ke Besuk Bang pada 29 Desember.

Letusan pada tahun 2007 juga tercatat menghantam Besuk Bang sejauh 1000m.

Pada tahun 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Kemudian, erupsi kembali terjadi pada 2009 dan 2010.

Tahun 2011-2022

Letusan Gunung Semeru juga terjadi pada 2011, 2016, 2018, 2019, 2020, 2021, 2022, menurut laporan dari PVMBG.

Erupsi pada tahun 2022 disertai awan panas guguran (APG) dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1500 meter di atas puncak, Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB.

Sumber APG berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).

Awan Panas Guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.

PVMBG telah menaikkan status Gunung Semeru dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas pada saat terjadi letusan.

Pada Senin (5/12/2022), teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 500 meter dari puncak.

Pengamatan kegempaan mencatat 29 kali gempa letusan dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 65-120 detik.

Tercatat, satu kali gempa akibat awan panas guguran, dengan amplitudo 25 mm dan lama gempa 386 detik.

Gempa guguran tercatat enam kali, gempa vulkanik dalam tercatat satu kali, dan gempa tektonik jauh tercatat satu kali.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Riwayat Letusan Gunung Semeru Tahun 1818-2022, Gunung Berapi Aktif di Indonesia

Baca juga: Nasib Sial Oknum Pejabat Polisi Diam-diam Beristri Empat, Terbongkar Karena Para Istri Rebutan Harta

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Jepang Waspada Ancaman Tsunami di Wilayahnya

Berita Terkini