Rohingya

IOM: 13 dari 57 Rohingya yang Terdampar di Ladong Anak di Bawah Umur

Penulis: Indra Wijaya
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Rohingya yang terdampar di Pantai Ladong, Komplek Cagar Budaya Indrapatra, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Minggu (25/12/2022).

Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyebutkan, dari 57 laki-laki pengungsi Rohingya yang terdampar di Cagar Budaya Benteng Indrapatra, Gampong Ladong, Aceh Besar, pada Minggu (25/12), 13 diantaranya anak dibawah umur.

Kepala Misi IOM di Indonesia, Louis Hoffmann dalam keterangan persnya yang diterima Serambinews.com mengatakan, Ke-57 laki-laki, termasuk 13 anak di bawah umur, mendarat dengan selamat di kecamatan Mesjid Raya sejak dini hari, dengan bantuan masyarakat setempat.

Ia mengatakan, IOM dan pemerintah setempat memberikan bantuan penyelamatan jiwa dan memenuhi kebutuhan perlindungan mendesak untuk kelompok ketiga dari pengungsi Rohingya yang tiba dengan perahu sejak pertengahan November 2022.

"Benar, 13 anak dibawah umur. Perahu yang hanya ditumpangi oleh laki-laki tersebut diyakini telah berangkat dari Bangladesh dan menghabiskan waktu hampir sebulan di laut," kata Hoffman, Senin (26/12/2022).

Dikatakan Hoffman, meskipun pendaftaran dan identifikasi formal belum selesai, tim tanggap darurat IOM melaporkan bahwa pelayanan kesehatan lokal hadir di lokasi pendaratan dan telah membantu kasus darurat medis. Tak lama setelah mendarat, pihak berwenang setempat memindahkan kelompok tersebut ke akomodasi sementara di fasilitas yang tidak terpakai milik Dinas Sosial kabupaten.

Khususnya saat ini, dengan kepedulian yang begitu tinggi terhadap kesejahteraan kelompok Rohingya lainnya yang masih dilaporkan berada di laut.

"Kami memahami betapa berisikonya perjalanan perahu ini, dan kami senang dapat mendukung pemerintah dan masyarakat lokal di Indonesia, dalam semangat kemanusiaan, untuk membantu mereka yang membutuhkan perlindungan,” ujarnya.

Hoffman menjelaskan, IOM telah berkoordinasi Satgas PPLN Nasional dan pemerintah daerah untuk memberikan bantuan dalam hal pendaratan yang aman dan akan terus bekerja dengan mitra-mitra terkait untuk memastikan tersedianya pelayanan kesehatan (termasuk pengujian terhadap COVID-19), tempat tinggal sementara yang memadai, air dan sanitasi, perlindungan dan dukungan kesehatan mental dan psikososial terpenuhi dalam beberapa hari mendatang.

IOM Indonesia saat ini membantu lebih dari 7.000 pengungsi di Indonesia dengan perawatan dan bantuan yang komprehensif, termasuk akomodasi, perawatan kesehatan, dukungan kesehatan mental dan psikososial, pendidikan, dan kebutuhan dasar

Dengan adanya laporan dari media tentang kapal-kapal lain yang masih terdampar di laut, termasuk di mana dikhawatirkan banyak menelan korban jiwa. IOM  mendesak Negara-Negara di kawasan regional ini untuk menegakkan komitmen Deklarasi Bali 2016, termasuk ikrar ASEAN untuk melindungi yang mereka yang paling rentan dan memastikan tidak ada yang tertinggal, terutama pada saat yang sangat menantang secara global ini.

"Pemerintah dan mitra kemanusiaan telah berkumpul dan bekerja bersama sebelumnya untuk mengatasi hal serupa di kawasan regional ini," pungkasnya.(*)

Baca juga: Rohingya yang Terdampar di Ladong Sempat Minta Makan ke Rumah Warga

Baca juga: BERITA POPULER- Bappeda Tanggapi Soal Belanja Pegawai, Kisah Warga Aceh Punya 2 Anak Angkat Rohingya

Berita Terkini