Akan tetapi, engkau sekalian juga harus menghormati mereka itu, seperti engkau sekalian menghormati diriku.
Demikian ucapan dan pesan ikrar mahkotaku kepada engkau sekalian yang telah hadir ke sini.
Mudah-mudahan engkau sekalian dapat menyampaikan pula kepada seluruh rakyatku yang tidak dapat hadir ke sini dalam penobatanku pada hari ini.
Wahai sekalian para ulama, Wazir Perdana, orang-orang besar, dan para hulubalangku.
Pimpinlah, pimpinlah rakyat akan jalan kebajikan, dan perintahkan mereka itu dengan sempurna dan adil seadil-adilnya.
Ya Tuhanku, lindungilah kami sekalian dari pekerjaan yang karut dan mungkar, serta peliharalah kami dari segala marabahaya-Mu”.
“Amiiin”, sahut hadirin serentak, saat Sultan Iskandar Muda mengakhiri pidato Ikrar Mahkotanya pada upacara penobatannya sebagai Sultan yang akan memimpin kerajaan Aceh Darussalam (1607-1636 M), menggantikan Sultan Ali Rayat Syah (1604-1607 M) yang berkuasa hanya tiga tahun, setelah menggulingkan (mengkudeta) pemerintahan ayahnya Sultan Alaiddin Riayat Syah Saidil Mukammil (1585-1604 M).(*)
• Tiga Hari Stagnan, Harga Emas Hari Ini Mulai Naik Tipis, Cek Harga Emas Antam Per 27 Desember 2022
• Tak Kunjung Diperbaiki, Tanggul Penahan Ombak di Samping Pelabuhan Feri Aceh Singkil Rusak Parah
• Asyraf Aceh Adakan Maulid Bersama Komunitas Anak Pemulung di Gampong Jawa
*) PENULIS adalah budayawan tinggal di Banda Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI