SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Iran memanggil Duta Besar Prancis untuk mengutuk publikasi karikatur Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei di majalah satir Prancis Charlie Hebdo.
Majalah tersebut memiliki sejarah panjang dalam menerbitkan kartun vulgar yang mengejek kaum Islamis, yang menurut para kritikus sangat menghina umat Islam.
Dua ekstremis al-Qaida kelahiran Prancis menyerang kantor surat kabar tersebut pada tahun 2015, menewaskan 12 kartunis, dan telah menjadi sasaran serangan lain selama bertahun-tahun.
Dilansir AP, Kami s(05/01/2023), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian bersumpah akan memberikan tanggapan yang tegas dan efektif terhadap penerbitan kartun tersebut.
Menurutnya telah menghina otoritas agama dan politik Iran.
Baca juga: Iran Mengamuk, Majalah Satir Prancis Charlie Hebdo Gelar Kontes Karikatur Ayatollah Ali Khamenei
Pemerintah Prancis, meski membela kebebasan berbicara, telah menegur majalah milik swasta itu di masa lalu karena mengipasi ketegangan.
Charlie Hebdo, telah menerbitkan kartun serupa tentang migran anak yang meninggal, korban virus Corona, neo-Nazi, Paus Vatikan, pemimpin Yahudi, dan tokoh masyarakat lainnya.
Koran tersebut menarik perhatian karena mencetak ulang karikatur Islam Nabi Muhammad yang awalnya diterbitkan oleh sebuah majalah Denmark pada tahun 2005.
Kartun-kartun itu dianggap tidak sopan dan sangat menyakitkan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Namun banyak dari mereka mengutuk tanggapan kekerasan terhadap gambar-gambar tersebut.(*)
Baca juga: Iran Adili Dua Warga Prancis dan Belgia, Inggris Masukkan Pengawal Revolusi Sebagai Kelompok Teroris