SERAMBINEWS.COM, AL-MUKALLA - Sejumlah pria bersenjata tak dikenal menembak mati seorang kepala suku di Ibu Kota Sanaa, Yaman yang dikuasai Houthi pada Minggu (08/01/2023) malam.
Tampaknya menjadi yang terbaru dalam serangkaian penembakan dan penyerangan di jalan raya.
Nasser Abdullah Tamah Al-Kumaim, seorang pemimpin suku dan pengusaha Provinsi Thamar dilaporkan ditembak mati di luar rumahnya.
Kemudian, penyerang melarikan diri dari tempat kejadian, menurut laporan media lokal dan kerabat.
Houthi belum mengomentari pembunuhan itu.
Tetapi sering mengaitkan insiden semacam itu dengan perseteruan keluarga atau menuduh lawan melakukan serangan dalam upaya untuk mengacaukan keamanan wilayah Houthi.
Al-Kumaim, anggota partai Kongres Rakyat Umum, menjadi korban terbaru dalam serangkaian serangan mematikan yang menargetkan politisi, hakim, aktivis, akademisi, dan pejabat militer dan keamanan di Sanaa.
Baca juga: Milisi Houthi Mengakui Siksa Seorang Pemuda Sampai Mati di Penjara Provinsi Saada
Mayor Jenderal Dirham Noman, seorang pensiunan komandan militer dan mantan Duta Besar Yaman untuk Ethiopia, dibunuh pada Oktober 2022.
Jenderal Abdullah Mohammed Al-Kibsi, seorang pendukung Houthi dan mantan anggota parlemen, tewas di luar rumahnya di lingkungan Al-Hasaba pada September 2022.
Mohammed Hamran, seorang hakim Mahkamah Agung, dibunuh tak lama setelah dia diculik di luar rumahnya pada Agustus 2022 oleh sekelompok pria bersenjata.
Pada tahun 2020, orang-orang bersenjata menembak mati Hassan Zaid, Menteri Pemuda dan Olahraga Houthi, saat sedang mengemudi di Sanaa.
Houthi telah lama membual, mereka membawa perdamaian dan ketenangan ke Sanaa dan wilayah Yaman lainnya di bawah kendali mereka dengan mengakhiri pemboman dan pembunuhan, seperti dilansir Arab News, Selasa (10/01/2023).
Baca juga: Milisi Houthi Culik Tiga YouTuber Terkenal Yaman, Dituduh Sebar Korupsi dan Kelaparan
Namun, pembunuhan telah terjadi ketika Houthi mengintensifkan tindakan keras terhadap kritik vokal, terutama komentator online.
Bahkan, sejumlah warga Yaman diculik di tengah meningkatnya reaksi terhadap aturan kejam milisi dan kegagalan untuk membayar pegawai publik.
Termasuk, ketidakmampuan mereka meringankan beban warga telah berdampak kelaparan semakin parah.(*)