Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Hasil penelusuran Direktorat Bina Umroh dan Haji Khusus, PT Tanur Muthmainnah Tour, perusahaan pemberangkatan haji dan umroh, ternyata tidak memiliki cabang di Aceh.
Hal ini disampaikan Nudjib Roni dari Direktorat Bina Umroh dan Haji Khusus Kementerian Agama RI.
"Dari data yang ada, PT Tanur tidak punya cabang di Aceh," kata Mudjib menjawab pertanyaan Serambinews.com saat mengunjungi jamaah umrah asal Aceh Barat yang tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci sampai 23 hari, dan diinapkan di Cisarua, Bogor.
Mudjib Roni mengatakan, bahwa PT Tanur memilik izin sebagai perusahaan haji dan umroh, tapi tidak punya cabang di Aceh.
Hasil penelitian pihaknya, menyebutkan bahwa kasus yang dialami jamaah umrah dari Aceh Barat ini terjadi karena adanya ‘sesuatu’ yang terputus berkenaan dengan alur pembayaran.
Meski demikian, hasil pertemuan Direktorat Bina Haji dan Umroh Khusus Kemenag RI dan pihak Tanur Muhmainnah Tour, bahwa perusahaan tersebut tetap bertanggung jawab memberangkatkan jamaah umrah asal Aceh Barat dan Nagan Raya tersebut.
Baca juga: PT Tanur Pecat Kepala Perwakilan Meulaboh, Buntut Telantarnya 26 Jamaah Umrah Aceh Barat di Bogor
Mudjib Roni memastikan, dalam hasil penelusuran dari data yang terdapat di Kemenag, Tanur tidak punya cabang di Aceh.
"Barangkali ada semacam agen atau apa, tapi kantor cabang tidak ada," kata Mudjib Roni.
Tapi menurut para jamaah, Tanur punya kantor di Meulaboh, dan memilik pegawai juga.
Terhadap informasi ini, Mujib Roni mengatakan, boleh jadi memang ada kantor di Aceh, tapi belum didaftarkan ke Kemenag.
"Karena belum didaftarkan bahwa tidak terdata di sistem bahwa mereka punya cabang di Aceh," tukas Mudjib Roni.
Seperti diberitakan, bahwa sebanyak 12 jamaah umrah asal Aceh Barat dan Nagan Raya yang mendaftar melalui PT Tanur Muhmainnah Tour di Meulaboh kembali siap diberangkatkan ke Tanah Suci melalui Bandara Soekarno Hatta, Rabu (11/1/2023) pagi besok.
Baca juga: Kemenag Aceh Barat Sesalkan Travel Tanur Telantarkan Jamaah Umrah, akan Bekukan dan Cabut Izin
Kepastian ini disampaikan Ketua Umum PPTIM, Muslim Armas setelah mendapat konfirmasi dari dari salah seorang jamaah, Teuku Zulfitri.
"Kita doakan dan semua berjalan lancar, selamat sampai tujuan dan selamat tiba kembali di kampung halaman," kata Muslim Armas yang menjenguk kondisi dan keberadaan jamaah di Cisarua, Bogor.
Muslim datang bersama Tim Advokasi PPTIM, Teuku Arifin, SH, MH dan M Basyir SH, MH.
Jamaah umrah asal Aceh Barat dan Nagan Raya tersebut seluruhnya berjumlah 25 orang.
Sebahagian jamaah telah lebih dahulu diberangkatkan pada 4 Januari 2023, dan gelombang kedua diberangkatkan 11 Januari 2023.
Para jamaah asal Aceh Barat dan Nagan Raya tersebut mengalami ketertundaan keberangkatan sampai 23 hari, dari jadwal yang ditetapkan oleh pihak perusahaan Tanur Muthmainnah Tour, yakni pada 17 Desember 2022 lalu.
Baca juga: Keluarga Jamaah Umrah Adukan Dugaan Penipuan Ke Polres Aceh Barat, Sudah 25 Hari Terlantar di Bogor
Namun belakangan diketahui, para jamaah ini gagal berangkat sesuai jadwal karena adanya persoalan di internal perusahaan tersebut yang berimbas pada jamaah.
Teuku Zulfitri, seorang jamaah menceritakan, mereka berangkat dari Aceh Barat pada 15 Desember 2022 lalu menuju Medan, dan kemudian diterbangkan ke Jakarta.
Seyogianya setelah sehari transit di Jakarta, mereka langsung berangkat ke Tanah Suci.
Tapi kenyataannya, pihak perusahaan menginapkan mereka selama 23 hari di Cisarua, Bogor karena alasan internal perusahaan.
Kasus penundaan pemberangkatan jamaah ini menyita perhatian banyak kalangan, termasuk PP Taman Iskandar Muda dan Kementerian Agama RI.
Polres Aceh Barat juga mengirimkan dua personelnya ke Cisarua untuk memastikan kondisi jamaah.
Baca juga: Tim Advokasi Jenguk Jamaah Umrah Asal Aceh di Cisarua
Kementerian Agama mengirim Mujib Roni dari Direktorat Bina Haji dan Umroh Khusus untuk menangani kasus tertundanya pemberangkatan jamaah umrah dari Aceh Barat dan Nagan Raya tersebut.
"Kasus ini telah menjadi perhatian Kementerian setelah kami membaca postingan dari media," kata Mujib Roni.
Ketua Umum PPTIM, Muslim Armas bersama Tim Advokasi TIM juga memberi perhatian besar terhadap nasib jamaah dan terus mengawal para jamaah sampai diberangkatkan dan dikembalikan ke kampung halaman.
"Kita akan kawal saudara-saudara kita ini sehingga mereka tetap bisa berangkat dan pulang kembali dengan selamat ke kampung," kata Muslim Armas.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Panji Santoso, SIK, MSi mengirimkan dua personel Polres Aceh Barat, Ipda Boby Apriyudi, SH, dan Aipda Heri Azwan, didampingi aparat Polres Bogor ke Cisarua untuk memastikan kondisi para jamaah dalam keadaan baik dan tidak kurang suatu apa pun.
Teuku Zulfitri, AS atau Wali Bubon mewakili jamaah menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada mereka.
Baca juga: Dokter Ihsan Periksa Kesehatan Jamaah Umrah Asal Aceh Barat yang Tertahan di Bogor, Begini Hasilnya
"Alhamdulillah kami mendapat perhatian. Sebab sebelumnya kami berjuang sendiri di sini,” ungkapnya.
“Sekarang sudah ada perhatian dari bapak-bapak semua, terima kasih," kata Teuku Zulfitri.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada RT dan RW di lingkungan tempat para jamaah diinapkan oleh perusahaan.
"Kami dilayani dan diperhatikan dengan baik oleh RT, RW, Babinsa dan masyarakat di sini," ujar Teuku Zulfitri.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PPTIM, Muslim Armas menyerahkan bantuan dalam bentuk uang tunai untuk menambah biaya para jamaah.
Baca juga: Kemenag Aceh Barat Sesalkan Travel Tanur Telantarkan Jamaah Umrah, akan Bekukan dan Cabut Izin
Sebab, setelah 23 hari berada di Cisarua tentu sudah mengeluarkan biaya banyak.(*)