SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Pemerintah Mesir mengumumkan penemuan sebuah makam kuno di Luxor yang berusia sekitar 3.500 tahun.
Lokasi itu yang ditemukan para arkeolog menyimpan sisa-sisa kerajaan dinasti ke-18.
Makam itu digali oleh peneliti Mesir dan Inggris di tepi barat Sungai Nil.
"Tempat itu merupakan Lembah Ratu dan Raja yang terkenal berada," kata Mostafa Waziri, Kepala Dewan Purbakala Tertinggi Mesir, seperti dilansir AFP, Minggu (15/01/2023).
"Unsur-unsur pertama yang ditemukan sejauh ini di dalam makam tampaknya menunjukkan itu berasal dari dinasti ke-18," ujarnya.
Sepeti Firaun Akhenaton dan Tutankhamun, kata Waziri.
Baca juga: AS Kembalikan Peti Mati Hijau Mesir Kuno ke Kairo, Dicuri Jaringan Perdagangan Seni Global
Dinasti ke-18, bagian dari periode sejarah Mesir yang dikenal sebagai Kerajaan Baru, berakhir pada 1292 SM dan dianggap sebagai salah satu tahun paling makmur di Mesir Kuno.
Piers Litherland dari University of Cambridge, Kepala Misi Penelitian Inggris mengatakan makam itu bisa jadi istri kerajaan atau putri dari garis keturunan Thutmosid.
Arkeolog Mesir Mohsen Kamel mengatakan interior makam itu dalam kondisi memprihatinkan.
"Bagian dari itu termasuk prasasti hancur akibat banjir kuno yang memenuhi ruang pemakaman dengan sedimen pasir dan batu kapur, tambah Kamel.
Mesir telah mengungkap beberapa penemuan arkeologi besar dalam beberapa tahun terakhir, terutama di pekuburan Saqqara di selatan ibu kota Kairo.
Kritikus mengatakan kesibukan penggalian telah memprioritaskan temuan yang terbukti menarik perhatian media daripada penelitian akademis yang keras.
Baca juga: Mesir Kembalikan 176 Koin Kuno Sitaan ke Negara Asalnya, Arab Saudi, Jordania, Irak dan China
Tetapi penemuan-penemuan itu telah menjadi komponen kunci dari upaya Mesir untuk menghidupkan kembali industri pariwisata vitalnya.
Permata mahkotanya, peresmian Museum Agung Mesir yang telah lama tertunda di kaki piramida.
Negara berpenduduk 104 juta jiwa itu mengalami krisis ekonomi yang parah.
Industri pariwisata Mesir menyumbang 10 persen dari PDB dan sekitar dua juta pekerjaan dihantam oleh kerusuhan politik dan pandemi Covid-19.(*)