Kemenag Putuskan Hapus Pengadaan Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Senilai Rp 5,5 Miliar

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan Gelang Haji Indonesia 2022

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan menghapus pengadaan gelang haji yang akan dipakai jemaah senilai Rp 5,5 miliar.

Penghapusan ini tercantum dalam paparan/slide yang dibahas Kemenag bersama Komisi VIII DPR RI terkait komponen Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2023.

"Pengadaan gelang jemaah haji Rp 5.541.992.500. Anggaran ini sudah dihapus," tulis paparan tersebut, yang dibaca oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang sebagai pemimpin rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Mulanya, Marwan membahas komponen-komponen biaya yang masuk dalam BPIH dengan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief.

Di tengah pembahasan, ia mengira, pengadaan gelang haji yang menjadi sorotan belum dihapus dan diubah oleh Kemenag.

"Balik lagi nih, Pak Dirjen. Perlindungan: Pengadaan gelang jemaah haji," ucap Marwan kepada Hilman Latief.

Kemudian, ia menyadari bahwa pengadaan gelang tersebut sudah dihapus.

"Oh, tinggal satu lagi nih. Sudah dihapus ya. Sudah dihapus, Pak, menjadi hanya satu saja," tutur dia.

"Hanya Rp 5 miliar saja, tidak ada lagi pengantaran. Tidak ada lagi yang 2024, tidak. Jadi tinggal satu item saja, kalau kemarin kan ini tiga item Pak, mengenai gelang, ini tinggal satu," tutur Marwan lebih lanjut.

Setelah menyadari, Marwan segera melanjutkan pembahasan mengenai komponen yang lain, yakni komponen biaya yang tidak nyata dan tidak pasti peruntukkannya.

Komponen itu terdiri dari akomodasi Mekkah dan cadangan 1 persen, akomodasi Madinah dan cadangan 1 persen, pelayanan umum di dalam negeri, serta cadangan anggaran penyelenggaraan ibadah haji di dalam negeri.

Akomodasi Mekkah dan cadangan 1 persen, serta akomodasi Madinah dan cadangan 1 persen telah sesuai dengan taklimatul hajj.

"Sesuai dengan ketentuan taklimatul hajj menjadi Rp 20,3 miliar dari Rp 23,6 miliar (untuk akomodasi Mekkah), dan dari Rp 41,5 miliar menjadi Rp 41,1 miliar," tutur Marwan.

Kemudian cadangan anggaran pelayanan ibadah haji Rp 20 miliar.

Alasannya, penyelenggaraan ibadah haji merupakan kegiatan kolosal yang menyebabkan banyak pihak sehingga berpotensi terjadi timbulnya penganggaran yang belum teralokasikan maupun tidak terduga.

"Kemudian yang sudah dihapus biaya pengelolaan konsumsi yang ada di Mekkah, transportasi, dan anggaran penerapan fast track. Anggaran ini diubah nomenklaturnya menjadi biaya pengangkutan bagasi jemaah haji dari bandara ke hotel yang merupakan penerapan kebijakan baru," tutur Marwan.

Baca juga: Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah di Banda Aceh, Ini Tiga Peserta Terbaik

Mengenal Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Haji Indonesia

Gelang haji biasa digunakan oleh para jemaah asal Indonesia ketika musim haji tiba.

Dilansir dari laman kemenag.go.id, gelang tersebut juga menjadi kekhasan untuk jemaah haji asal Indonesia.

Gelang yang digunakan jemaah haji asal Indonesia dan berbahan logam tersebut menyimpan banyak informasi.

Pada gelang buatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia memiliki lambang bendera merah putih dan tulisan arab yang artinya Jemaah Haji Indonesia.

Selain itu, ada keterangan sebagai jemaah kloter atau pun nonkloter.

Terdapat pula keterangan nomor paspor dan nama jemaah yang ditulis langsung di logam dengan cara digrafir atau diukir.

Sudah ada sejak lama

Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M Noer Alya Fitra mengatakan, gelang identitas sudah ada sejak lama. Negara lain, kata dia, tidak ada yang menggunakan gelang logam.

"Gelang yang dipakai jamaah itu berisi identitasnya. Karena kita ketahui kebanyakan jemaah kita dari daerah dan pelosok, sehingga untuk memegang dokumen selain yang menempel didirinya itu bisa jadi hilang, lupa, atau terselip," ujarnya.

Dijelaskan Nafit, panggilan akrabnya, gelang jemaah haji terbuat dari logam agar tetap awet walaupun terkena air, cahaya, dan kepanasan.

Sehingga, gelang tetap dipakai dan jemaah lebih mudah dikenali.

"Contoh jemaah meninggal karena mungkin suatu hal itu, kita gampang menganalisisnya dengan melihat gelangnya.

Digelang itu tercantum nama, nomor paspor, nomor kloter dan bendera Indonesia," ungkapnya.

 

Bisa mengunci

Pemerintah Arab Saudi mudah mengenali jemaah dengan melihat nomor paspor di gelang.

Nomor tersebut bisa langsung dicek dalam sistem mereka dan akan langsung keluar nama jemaah yang bersangkutan.

Nafit menuturkan, gelang dibuat dengan sistem bisa mengunci, agar tidak bisa lepas dari tangan jemaah saat terjadi hal-hal darurat.

Hal tersebut belajar dari kejadian di Mina pada 2015 di mana banyak korban yang gelangnya terlepas dan sulit diidentifikasi.

"Maka setelah tahun 2016 dibuat gelang yang lebih baik, yang ada kuncinya. Diberi pengait untuk lebih menjamin gelang itu tidak lepas ketika ada guncangan-guncangan dan sebagainya," pungkasnya.

Baca juga: Beroperasi dalam Hutan, Kapolres Aceh Barat Tutup Tambang Emas Ilegal, Berpotensi Timbulkan Bencana

 

Baca juga: Delapan Mantan Karyawan UDD PMI Aceh Utara yang di PHK Tunjuk Kuasa Hukum, Segera Ajukan Gugatan

Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe Turun Rp 4.000 Per Gram, Begini Rincian Lengkapnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenag Hapus Pengadaan Gelang Haji Senilai Rp 5,5 Miliar"

Berita Terkini