Internasional

Korban Gempa Turkiye Mulai Takut Mati Kedinginan, Bantuan Makanan dan Tempat Berlindung Seadanya

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adnan, pria Turkiye berusia 62 tahun, mengatur barang-barang dari rumahnya ke mobil pikap untuk dibawa ke tempat pengungsian di Antakya pada 18 Februari 2023.

SERAMBINEWS.COM, SAMANDAG - Para korban gempa di Turkiye dan Suriah terus berjuang memenuhi kebutuhan dasar dengan tidur di tenda, pabrik, kereta api, mobil dan rumah kaca.

Gempa besar hampir berlalu dua minggu yang meratakan ratusan ribu bangunan dan membuat jutaan orang mengungsi.

Orang-orang yang terdesak dari rumah mereka di zona bencana menggambarkan berbagai kondisi

Beberapa dapat mandi air panas secara teratur, sementara yang lain takut mati kedinginan.

Pemerintah Turkiye dan puluhan kelompok bantuan telah melancarkan upaya bantuan besar-besaran, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/2/2023).

Pemerintah mengatakan lebih dari 5.400 kontainer telah dikerahkan sebagai tempat berlindung dan lebih dari 200.000 tenda dikirim.

Baca juga: Setelah Selamat dari Gempa di Turkiye, Tujuh Keluarga Asal Suriah Tak Selamat dari Amukan Api

Tapi menghadapi bencana besar, pemerintah mengatakan sedikitnya 84.000 bangunan, berisi lebih dari 332.000 tempat tinggal hancur akibat gempa atau terlalu rusak.

Tidak ada angka resmi untuk jumlah orang yang mengungsi di sisi wilayah bencana Turkiye, yang menampung sekitar 14 juta, atau 16 persen dari populasi negara itu.

Di desa pegunungan Provinsi Kahramanmaras, penduduk setempat berjuang untuk tetap hangat selama malam yang sangat dingin.

Buyuknacar, sebuah desa yang hanya beberapa kilometer dari pusat gempa berkekuatan 7,8 SR, rusak parah dan 158 orang tewas.

Dua hari setelah gempa awal, sebuah helikopter militer membawa perbekalan dan pada hari kelima jalan dibersihkan.

Meskipun penduduk desa memiliki tenda, tetapi terlalu tipis untuk menahan hawa dingin.

Baca juga: NASA Miliki Teknologi Pendeteksi Detak Jantung Jarak Jauh, Bantu Penyelamatan Korban Gempa Turkiye

Penduduk desa mengatakan mereka khawatir kondisi es di pegunungan akan menyebabkan kematian lebih lanjut.

Seperti yang dikatakan oleh seorang warga desa, Umut Sitil (45).

“Kebutuhan dasar pertama kontainer, karena tenda tidak seusai, karena orang-orang di tenda akan mati kedinginan,” ujarnya.

Pada Selasa (14/2/2023), Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan 2,2 juta orang telah meninggalkan zona bencana.

Dari jumlah tersebut, kebutuhan rumah sebanyak 1,6 juta unit telah terpenuhi, termasuk sekitar 890.000 orang ditempatkan di fasilitas umum seperti asrama mahasiswa, dan 50.000 di hotel.(*)

Berita Terkini