Cawapres 2024

Pengamat Sebut AHY Ngotot Jadi Cawapres Anies, PKS Akui Aher di Bawah yang Lain

Penulis: Sara Masroni
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik Adi Prayitno menyebut Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ngotot menjadi bakal cawapres Anies Baswedan.

SERAMBINEWS.COM - Pengamat Politik Adi Prayitno menyebut Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ngotot menjadi bakal cawapres Anies Baswedan.

Hal itu disampaikannya sebagaimana dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Rabu (1/3/2023).

Menurutnya, elektabilitas setiap bakal capres belum ada yang menyentuh 60 persen, membuat kenapa persoalan cawapres menjadi penting dan signifikan.

"Sekalipun di Koalisi Perubahan ada nama AHY yang sepertinya ngotot ataupun jagoan PKS pak Aher yang tentu saja berharap betul mendampingi Anies Baswedan," kata Adi.

"Tapi kalau dalam kalkulasi politiknya mungkin belum pas, maka persoalan cawapres diputuskan untuk diserahkan kepada Anies ataupun kepada NasDem dan partai koalisi yang lain," tambahnya.

 


Diketahui baik itu Ganjar, Prabowo maupun Anies yang selalu masuk tiga besar survei capres, sampai saat ini elektabilitas masing-masing tokoh masih di bawah 50 persen.

"Artinya apa, posisi cawapres menjadi penting untuk bisa menjelaskan kepada publik bahwa persoalan cawapres bukan hanya sebatas pelengkap," kata Adi.

"Tetapi menjadi variabel penting menambal kekurangan yang dimiliki setiap kandidat," tambahnya.

Baca juga: Pengamat Nilai Ini 3 Kelebihan Khofifah, Mampu Tambal Elektabilitas Anies Bakal Capres 2024

Kemudian lanjutnya, setiap capres tidak ada yang mencapai 60 persen tentu akan mengkalkulasi betul basis atau argumen apa yang bisa dilengkapi.

Terutama untuk menambal peta politik secara elektabilitas.

Pengamat politik itu mencontohkan Ganjar Pranowo yang secara basis jumlah pemilihnya sangat sedikit di Jawa Barat, Banten dan Sumatera secara umum.

Secara teritorial, bila Ganjar mendapat tiket capres mestinya mencari sosok yang bisa menambal agar bisa mendongkrak elektabilitas.

Begitu pun dengan Prabowo dan Anies yang secara statistik kekurangan elektabilitas di daerah Jawa Timur dan pemilih nahdliyin.

Baca juga: Anies Dinilai Sulit Gandeng Khofifah, Waketum: Gerindra-PKB Sudah Ijab Kabul, Tidak akan Berubah

PKS Rasional soal Cawapres Anies

Halaman
1234

Berita Terkini