Oleh dr Lily Setiani Sp THT BKL Subsp LF(K)
Ketua PERHATI-KL Cabang Aceh dan Ketua Komda PGPKT Provinsi Aceh, melaporkan dari Banda Aceh
TELINGA merupakan salah satu indra yang berperan penting bagi manusia sebagai organ pendengaran maupun keseimbangan tubuh yang fungsinya harus dirawat dengan baik agar dapat melakukan aktivitas kehidupan secara optimal.
Tahukah Anda bahwa masalah kesehatan telinga dan pendengaran ini adalah salah satu masalah yang paling sering ditemui di masyarakat.
Di mana lebih dari 60 persen masalah kesehatan telinga dan gangguan pendengaran ini dapat diidentifikasi dan ditangani di tingkat layanan primer seperti puskesmas, praktik dokter mandiri atau klinik-klinik pratama terdekat.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 466 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran di mana 34 juta menjangkiti anak-anak dan 432 juta menjangkiti orang dewasa. Pada anak di bawah 16 tahun, 60 % gangguan pendengarannya disebabkan oleh sebab-sebab yang dapat dicegah dan diobati secara dini seperti pada penyakit infeksi telinga tengah akibat batuk pilek maupun kotoran telinga yang menumpuk dan menyumbat liang telinga luar.
Selain itu, komplikasi saat kelahiran seperti asfiksia, berat badan lahir rendah, prematur, penyakit kuning, dan penggunaan obat-obat yang bersifat toksik pada ibu hamil dan bayi adalah masalah-masalah kesehatan yang juga bisa dicegah.
Namun, harus bisa dideteksi serta ditanggulangi sedini mungkin di tingkat layanan primer untuk menghindari gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak.
Infeksi telinga akibat batuk pilek berat dan berulang pada anak dapat mengakibatkan penumpukan cairan di telinga bagian tengah.
Sering kali batuk pilek merupakan faktor risiko utama penurunan pendengaran pada anak, penyebabnya adalah saluran yang menghubungkan antara telinga tengah dan rongga hidung pada anak letaknya lebih mendatar dibandingkan orang dewasa.
Hal inilah yang membuat infeksi pada saluran napas lebih mudah menyebar pada telinga tengah, yang jika tidak ditangani segera bisa menyebabkan robeknya gendang telinga dan keluar cairan berbau dari telinga.
Kotoran telinga yang menumpuk dan menyumbat saluran telinga juga adalah penyebab lain gangguan pendengaran pada anak, dewasa maupun lanjut usia. Pada anak, kotoran telinga menumpuk lebih sering terjadi karena kelalaian ataupun kurangnya perhatian orang tua untuk merawat kebersihan telinga.
Sedangkan pada lanjut usia umumnya terjadi karena proses penuaan mengurangi jumlah dan aktivitas kelenjar seruminosa yang menghasilkan serumen.
Penyebab umum lainnya gangguan pendengaran adalah masuknya benda asing dalam telinga secara tidak disengaja ataupun tertinggal cotton buds dalam telinga karena kebiasaan mengorek-ngorek telinga, yang akan memudahkan proses infeksi pada liang telinga, sehingga akhirnya berdampak pada gangguan pendengaran.
Cara hindari gangguan pendengaran
Lalu apakah yang dapat kita lakukan untuk menghindari timbulnya gangguan pendengaran akibat masalah-masalah kesehatan telinga tersebut?
WHO tahun ini bertepatan dengan peringatan Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) tahun 2023, telah mengeluarkan panduan baru yang dikenal dengan “Primary Ear and Hearing Care Training” sebagai panduan praktis tentang pencegahan, identifikasi dini, dan pengelolaan gangguan pendengaran dan penyakit telinga umum yang menyebabkan gangguan pendengaran.
Panduan ini dilengkapi dengan modul-modul khusus seperti: 1) kapan seseorang dicurigai menderita gangguan dengar, 2) perawatan pada penyakit telinga berair, 3) milestone pendengaran dan berbahasa pada anak, 4) tips penggunaan alat bantu dengar, 5) tips untuk kesehatan telinga dan mendengar dengan aman.