“Korban yang terdampak bencana sangat membutuhkan adanya penambahan alat berat dan personel SAR dari luar pulau. Namun, saat ini mengalami kendala berupa cuaca yang kurang mendukung, sulitnya akses, ditambah dengan terputusnya jaringan telekomunikasi,” demikian siaran pers tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan AL (Kadispenal) Laksma Julius Widjojono mengatakan, KRI Bontang-907 diberangkatkan dari Tanjung Uban, Bintan, pada Selasa kemarin.
Julius juga mempersilakan apabila ada keluarga korban yang ikut bersama KRI Bontang-907.
“Bapak KSAL (Laksamana Muhammad Ali) akan menggerakan KRI Bontang siang ini, yang akan berangkat dari Tanjung Uban menuju Natuna. Jadi keluarga yang mau ikut melihat di sana, diizinkan untuk ikut,” ujar Julius saat ditemui di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa kemarin.
Longsor terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Riau, Senin (6/3/2023).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Natuna Raja Darmika mengatakan, longsor terjadi di dua lokasi, yaitu Kecamatan Serasan dan Kecamatan Serasan Timur.
Raja menuturkan, pihaknya menerima informasi longsor dari warga sekitar pukul 09.00 WIB. Waktu itu, longsor menerjang kawasan perkebunan di Kecamatan Serasan Timur.
Lalu, sekitar pukul 11.15 WIB, longsor melanda Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan.
”Saat itu, warga menginformasikan kepada kami ada gunung runtuh yang artinya longsor menurut bahasa setempat,” ujar Raja, dikutip dari Kompas.id.
Raja menuturkan, beberapa saat setelah longsor di Kecamatan Serasan Timur, warga masih bisa mengirim foto-foto kondisi permukiman mereka.
Tak lama kemudian, jaringan listrik dan komunikasi di Pulau Serasan terputus.
Baca juga: Gali Bakat Minat ‘Anak Emas’ SLBN Banda Aceh Gelar Market Day
Baca juga: Komisi I DPRA Umumkan 7 Anggota Pansel KIP Aceh, Ini Nama Mereka dan Peserta Lulus Cadangan
Baca juga: Nisfu Syakban Sudah Lewat, Apa Masih Boleh Bayar Utang Puasa Tahun Lalu? Ini Hukumnya Menurut UAS
Kompas.tv: Update Longsor di Natuna, BNPB: 30 Orang Meninggal, 24 Masih Hilang