“Kita sudah memperkenalkan rute bersepeda yang nyaman, sejuk dan juga segar udaranya dengan melintasi titik sejarah. Jadi tidak hanya dapat badan yang sehat tapi dapat cerita baru atau pandangan baru,” papar Irvan.
Sementara itu, Interim Vice Rector Non Academic Affairs Dr Nila K. Hidayat SE MM mengatakan, terdapat tiga komponen penting peningkatan destinasi wisata, yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.
Hal ini termasuk untuk pengembangan tempat sejarah sebagai destinasi wisata.
“Saat atraksi kita tahu bersama bahwa setiap daerah pasti punya daya tarik atau keunikan atau keunggulan di masing-masing tempat. Saat berbicara masalah aksesibilitas artinya perjalanan menuju tempat itu harus diperhatikan apakah tempat itu mudah dicapai atau tidak,” papar Nila.
Sedangkan untuk amenitas, kata Nila sapaannya, adalah soal fasilitas pendukung.
Hal tersebut dapat menjadi, pendukung bagi tempat bersejarah yang sudah memiliki banyak keunggulan dan keunikan sebagai destinasi wisata.
“Destinasi wisata itu mempunyai bersejarah dan nilai sejarah ini menjadikan tempat itu memiliki keunggulan atau keunikan sehingga banyak wisatawan atau masyarakat sekitar menjaga, melestarikan dan menjadi daya tarik dikunjungi banyak orang,
Karena Situs benteng Inoeng Balee memiliki nilai historis dan bisa di jadikan nilai ekonomis untuk menambah pendapat masyarakat Aceh dan menghasilkan devisa negara. Seharusnya mendapat perhatian serius pemerintah Aceh baik itu provinsi dan M
Kabupaten Aceh Besar. Untuk menjadikan benteng Inoeng Balee. sebagai destinasi wisata baru di Aceh Besar.
Perlu regulasi terhadap situs Inoeng Balee.
Selama ini situs Inoeng Balee menjadi wewenang Dinas Purbakala yang berkantor di Banda Aceh yang tunduk ke pemerintah pusat.
Sebaiknya ke depan situs benteng dipegang langsung oleh pemerintah Kabupaten Aceh Besar.
Sebab dengan demikian memudahkan dan mempercepat pemerintah kabupaten untuk membenahi benteng Inoeng Balee untuk mempercantik diri.
Ada banyak masalah yang perlu di benahi untuk menjadikan kawasan benteng sebagai tujuan wisata sejarah. Misalnya sarana dan prasarana.
Seperti jalan air, listrik dan bangunan umum seperti musala dan bangunan utama lainnya.