Batalkah Puasa Seseorang jika Ada Sisa Makanan di Sela Gigi dan Tertelan? Ini Kata Buya Yahya
SERAMBINEWS.COM - Pendakwah Buya Yahya memberi jawaban terkait hukum makanan di sela gigi saat puasa Ramadhan.
Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim di seluruh dunia.
Puasa acap kali didefiniskan dengan menahan makan, minum serta hawa nafsu dari terbitnya wajar hingga tenggelamnya matahari.
Saat menjalani ibadah puasa Ramadhan, tak jarang kita menemukan sisa makanan di mulut ataupun di sela-sela gigi meskipun pada waktu sahur kita sudah menyikatnya.
Sisa makanan tersebut berada si sela-sela gigi sampai siang hari Ramadhan.
Bahkan, sisa makanan tersebut terkadang sampai tertelan.
Baca juga: Apa Saja Wajib Dijaga Agar Pahala Puasa Ramadhan Sempurna? Simak Ulasan Ustaz Khalid Basalamah
Dalam hal ini, bagaimanakah hukum puasanya? Apakah makanan di sela-sela gigi tersebut dapat membatalkan puasa?
Terkait hal itu, Buya Yahya memberikan penjelasan.
Dilansir Serambinews.com dari laman buyayahya.org pada Kamis (23/3/2023), Buya Yahya menjelaskan mengenai sisa makanan di mulut atau di sela-sela gigi, apakah membatalkan Puasa Ramadhan.
Kata Buya mengawali pembahasannya, di saat kita melakukan puasa lalu kita menemukan sisa makanan di mulut kita hal itu tidak membatalkan puasa selagi tidak kita menelan dengan sengaja.
Bahkan kalau kita memasukkan makanan ke mulut kita asal tidak kita telan, hal itu tidaklah membatalkan puasa, hanya saja hukumnya makruh.
Makruh itu tidak baik dan tidak dosa dan tidak membatalkan puasa lanjut Buya.
Baca juga: Simak, Keutamaan Puasa dan Mengerjakan Tarawih di 10 Hari Pertama Bulan Suci Ramadhan
Begitu juga jika kita menyikat gigi dengan pasta gigi maka hukumnya makruh kecuali jika kita sikat gigi tanpa pasta gigi, hal itu tidaklah makruh asalkan kita lakukan sebelum tergelincirnya matahari.
Akan tetapi sambung Buya, jika kita menyikat gigi tanpa pasta gigi atau kita menggunakan siwak setelah tergelincirnya matahari maka hukumnya makruh menurut mazhab Imam Syafi’i yang dikukuhkan, akan tetapi menurut imam Nawawi hal itu tidaklah makruh.
Lebih lanjut, Buya menegaskan ada hal lain yang perlu diketahui jika kita melakukan yang makruh, seperti : memasukkan makanan ke mulut tanpa ditelan (main-main) lalu tiba-tiba tertelan dengan tidak sengaja maka hal itu membatalkan puasa.
Sebab hal yang makruh adalah hal yang hendaknya kita hindari biarpun tidak membatalkan puasa.
"Berbeda kalau kita memasukkan air ke mulut karena hal yang sunnah (misalnya berkumur dengan wajar dalam wudhu) atau untuk suatu yang wajib (seperti berkumur untuk mensucikan najis yang ada di mulut) maka kalau tiba-tiba tertelan dengan tidak sengaja hal itu tidaklah membatalkan puasa," imbuh Buya.
Adapun tentang sisa makanan yang di mulut, memang benar tidak membatalkan asalkan tidak ditelan dan asalkan sudah bersih mulut kita biarpun dengan ludah, maka sudah tidak membahayakan puasa kita karena sesuatu yang suci bisa menjadi bersih cukup dengan ludah, sambung Buya.
Baca juga: Kita Sambut Bulan Membersihkan Diri
Buya juga menegaskan, bahwa berbeda jika sesuatu yang ada di mulut itu adalah sesuatu yang najis.
Misalkan, kata dia, tanpa sengaja kita menggigit barang najis atau ada darah di mulut kita maka hal tersebut harus disucikan terlebih dahulu dengan air sebelum menelan ludahnya.
Sebab lanjut Buya, jika mulutnya belum disucikan dengan air maka air ludahnya telah bercampur dengan sesuatu yang najis, maka jika ditelan akan membatalkan puasa.
"Ada najis yang dimaafkan di mulut seperti orang yang punya gusi tidak sehat sehingga sering keluar darah maka hal yang semacam itu dimaafkan, artinya tidak membatalkan puasa jika tertelan.
Berbeda dengan orang yang tergigit bagian mulutnya sehingga keluar darah maka jika tertelan darah tersebut akan membatalkan puasa. Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya.
Apa Saja Wajib Dijaga Agar Pahala Puasa Ramadhan Sempurna? Simak Ulasan Ustaz Khalid Basalamah
Menunaikan puasa di dalam bulan suci Ramadhan merupakan kewajiban bagi ummat islam.
Puasa menahan diri dari haus, lapar dan segala hal yang membatalkan puasa.
Ada 3 hal yang wajib dijaga agar pahala puasa di bulan Ramadhan sempurna menurut Ustaz Khalid Basalamah.
Puasa Ramadhan merupakan perintah wajib bagi semua umat muslim.
Kewajiban ber puasa di bulan Ramadhan sebagaimana perintahnya dan menjadi rukun Islam yang ketiga.
Dalam Islam, puasa dibagi menurut hukum melaksanakannya, yaitu puasa wajib dan puasa sunah.
Salah satu puasa wajib yang mungkin sudah dikenali oleh setiap muslim adalah Puasa Ramadhan.
Setiap tahunnya kamu wajib melaksanakannya di bulan Ramadhan.
Namun dalam hal mengerjakan puasa Ramadhan tersebut ada hal yang terkesan sepele namun mengurangi pahala puasa.
Nomor tiga di antaranya kerap dilakukan oleh umat muslim yang sedang ber puasa.
Inilah tiga hal yang wajib dijaga agar pahala puasa Ramadhan tetap sepenuhnya sebagaimana dalam video di kanal
1. Tidak boleh rafats (Rofats) bermakna jima dan ucapan-ucapan jorok.
Ustaz Khalid Basalamah mengatakan bahwa diantara hal yang harus dijaga oleh seorang muslim pada saat sedang puasa adalah tidak boleh rafats.
Sebagaimana diketahui bahwa rafats (Rofats) bermakna jima dan ucapan-ucapan jorok yang mengarah kepada masalah seks.
"Sabda Nabi SAW, siapa yang sedang ber puasa dia tidak boleh rafats," ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Rafats adalah mengucapkan kalimat syahwat, baik itu sayang, cinta, rindu kepada selain pasangan halalnya.
2. tidak boleh melakukan fusuq, seperti salaman, pelukan kepada orang selain pasangan halalnya.
"Tidak boleh fusuq, menyentuh secara fisik seperti salaman, pelukan, kepada selain pasangan halal," ujar Ustaz Khalid Basalamah.
3. Tidak boleh jahl atau melakukan hal yang sia-sia.
"Tidak boleh jahl, jahl ini berbuat perbuatan yang sia-sia," sambung Ustaz Khalid Basalamah.
Contohnya seperti membuang-buang waktu, di jalanan, di mall, ngobrol kosong, ataupun hanya tiduran hingga menjelang buka puasa.
"Dan bila seorang diantara kalian sedang puasa, lalu diajak bertengkar, dicaci maki.
Maka dia semestinya menjawab aku sedang ikut program puasa," kata Ustaz Khalid Basalamah.
Dimana lisan, mata, tangan ber puasa, semuanya ikut ber puasa.
"Sehingga juga mendapatkan pahala yang maksimal," beber Ustaz Khalid Basalamah.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)