SERAMBINEWS.COM - Ramadhan secara literal bermakna pembakaran, yakni pembakaran terhadap dosa dan kesalahan yang berhubungan dengan khalik, bukan dengan makhluk.
Tidak akan ada pemaafan atas kejahatan atau dosa yang pernah dilakukan atas sesama makhluk (manusia) kecuali minta maaf langsung kepada yang bersangkutan.
”Bulan Ramadhan muncul setiap 12 bulan sekali, artinya tidak ada puasa wajib selain bulan Ramadhan,” ujar Ketua Umum Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh Periode Pertama, Tgk M Yusuf Al-Qardhawy Al-Asyi SHI MH, dalam program ‘Serambi Ramadhan’, Sabtu (25/3/2023).
Program yang memangkat tema "Urgensi dan Filosofi Puasa Ramadhan" ini dipandu oleh jurnalis Agus Ramadhan, yang disirakan langsung di Youtube dan Facebook Serambinews.com.
Program kerja sama Serambi Indonesia dan ISAD Aceh ini, yang didukung penuh oleh Bank Aceh Syariah tersebut hadir setiap hari pukul 15.00 WIB selama bulan Ramadhan.
Tgk Yusuf mengatakan, jika ditelisik pada firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 183 terdapat tiga esensi penting yang terkandung dalam ayat tersebut.
Pertama, Puasa Ramadhan hukumya wajib yang telah terpenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain: Islam, baligh, berakal, dan lain-lain.
Baca juga: Wanita Dibolehkan tidak Puasa Jika Alami 4 Hal Ini saat Ramadhan, Begini Penjelasan Buya Yahya
“Kenapa wajib ? Tentu jawabannya karena puasa itu mengandung dan tersimpan rahasia-rahasia tertentu yang bermanfaat lahir-batin (psikologis dan medis) bagi manusia. Seandainya kita tahu terdapat sejumlah rahasia dibalik puasa, tidak akan ada satupun manusia meningalkannya,” ujarnya.
Karena begitu, kata Tgk Yusuf, banyak rahasia di dalam puasa, maka Allah mewajibkannya. Tidak ada satupun ketentuan Allah (ajaran-Nya) yang membuat umatnya menderita atau rugi.
Lalu yang kedua, puasa pernah dilakukan oleh umat sebelum Nabi Muhammad Saw.
Kenapa umat terdahulu diwajibkan berpuasa, tentu karena hikmah dibalik puasa cukup besar.
Ketiga, destinasi akhir puasa adalah agar menjadi manusia yang bertakwa.
“Mendapatkan gelar takwa dari Allah adalah impian semua manusia yang berakal sehat (pikiran waras). Bila seseorang telah mendapatkan titel takwa, keuntungan, kebahagiaan, bahkan properti yang bersifat profan pun akan diperolehnya.
Semua problematika hidup akan ada solusi terbaik bagi mereka, dan tentu surga menantinya,” tutur alumni Dayah Babussalam Blang Bladeh Bireuen ini.
Menurutnya, puasa Ramadhan diibaratkan dengan ujian di sekolah.
Baca juga: Tips Sehat, Makanan yang Perlu Dihindari saat Sahur agar Puasa Lancar