Pertama, untuk menguji dan mengukur kemampuan/kompetensi orang-orang yang ikut ujian.
Jika ujian itu mendapatkan nilai tertinggi, maka banyak kesempatan atau peluang ke depan yang mereka dapatkan.
Lalu yang kedua, sarana evaluasi dan introspeksi diri.
“Setiap kita yang berpikiran sehat wajib hukumnya evaluasi (muhasabah) dan introspeksi diri (astibthan nafs) terhadap apa yang telah/pernah dilakukan selama kurun waktu tertentu,” sebutnya.
Puasa Ramadhan, sebut Tgk Yusuf, memiliki kedudukan dan keistimewaan tertentu dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya.
Salah satu segmen dalam puasa paling kurang adalah meninggalkan makan dan minum pada siang hari.
“Mari kita tunaikan puasa Ramadhan ini dengan penuh ikhlas dan sesuai syarat dan rukunnya sehingga kelak kita menjadi hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin,” pungkasnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)