Rizal pendamping lokal di Desa Matang Peulawi, kepada Serambi juga mengatakan bahwa para imigran Rohingya tersebut sudah dibawa ke tempat penampungan di Kabupaten Pidie. "Semuanya sudah diberangkatkan ke Pidie menggunakan 6 bus pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB," ungkap Rizal.
Rizal menjelaskan, cepatnya proses evakuasi itu sesuai dengan permintaan masyarakat desa agar para imigran segera dipindahkan ke lokasi yang lebih layak. Selain itu warga juga tidak ingin muncul efek sosial yang tidak diinginkan akibat keberadaan para imigran.
“Secara kemanusiaan, warga desa sudah sangat membantu dengan memberikan tempat tinggal sementara, makanan, dan pakaian bagi para Rohingya tersebut,” ujarnya.
Percepat relokasi
Sementara itu, Pemerintah Aceh berharap agar pengungsi etnis Rohingya yang kini ditampung di Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie agar segera direlokasi ke tempat yang representatif. Di sisi lain, penghentian gelombang pengungsi perlu dilakukan agar Aceh tidak selalu menjadi tujuan transit pengungsi.
Di Kabupaten Aceh Besar, para imigran tersebut ditampung di UPTD Rumoh Sejahtera Bejroh Meukarya (RSBM) Ladong milik Dinas Sosial Aceh. Saat ini terdapat lebih dari 300 pengungsi yang ditampung di lokasi tersebut.
“Bangunan itu (peruntukannya) digunakan sebagai pusat pelatihan dan peningkatan skill penyandang disabilitas dan orang yang mengalami persoalan sosial. Kami ingin menggunakan kembali bangunan tersebut sesuai dengan fungsinya,” kata Kepala Dinas Sosial Aceh, Yusrizal, kepada Kompas.com, Selasa (28/3/2023).
Menurut Yusrizal, masa tanggap darurat kemanusian telah dilakukan sehingga sudah saatnya pengungsi direlokasi ke tempat lain. Selain di Aceh Besar, ratusan pengungsi Rohingya juga ditampung di bangunan milik Yayasan Mina Raya, Kabupaten Pidie. Mereka telah menempati lokasi itu sejak Januari 2023. Sebagian pengungsi dilaporkan telah kabur dari kamp penampungan.(sn/ant/kompas.com)