Media Asing Sebut TNI/Polri Serang Markas KKB Papua yang Sandera Pilot Susi Air, 3 Orang Tewas

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto terbaru Pilot Susi Air Philip Mark Merthens jaket hitam yang sedang disanderaa KKB pimpinan Egianus Kogoya

SERAMBINEWS.COM,  JAKARTA - Aparat TNI dan Polri dilaporkan menyerang markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya pada Kamis (23/3/2023) pekan lalu.

Media asing yang bermarkas di Selandia Baru yakni Radio New Zealand melaporkan tiga orang tewas dalam bentrokan bersenjata tersebut.

KKB pimpinan Egianus Kogoya  merupakan kelompok yang menyandera pilot Susi Air, Philip Mehrtens.

Operasi pasukan Indonesia dilaporkan digelar pada Kamis (23/3/2023) pukul 01.00 dini hari waktu setempat.

Serangan ini kemudian memicu serangan balasan dari KKB.

Pihak KKB menyatakan bahwa komandan mereka, Egianus Kogoya turut diserang pasukan Indonesia.

KKB menyebut seorang anggota mereka tewas dalam serangan.

KKB juga mengeklaim menembak empat personel keamanan Indonesia, menewaskan satu personel TNI dan satu personel Polri.

Belum diketahui apakah Philip Mertens berada di markas dalam hutan tersebut selama operasi.

Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu telah disandera KKB selama 50 hari.

Peneliti Human Rights Watch Indonesia, Andreas Harsono mengaku telah memverifikasi kabar penyerangan tersebut.


Ia menyebut terdapat beberapa kali bentrokan antara aparat keamanan dengan kelompok bersenjata Papua.

"Saya telah memverifikasi pernyataan tersebut dengan mengecek apa yang telah dilaporkan polisi Indonesia dan orang Papua," kata Andreas dikutip RNZ.

"Dapat dikonfirmasi bahwa ini dimulai dengan serangan ke apa yang disebut markas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Saya kira itu adalah (serangan ke) persembunyian dalam hutan pada Kamis, 23 Maret pukul 01.00," lanjutnya.

Baca juga: VIDEO KKB Makin Sangar, Puluhan Warga dari Tiga Distrik di Nduga Papua Pilih Mengungsi

Sebelumnya, Polda Papua telah menetapkan 15 tersangka pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan Philip Mehrtens.

Halaman
123

Berita Terkini