HARIAN Serambi Indonesia edisi Ahad (2/4/2023) mewarta-kan Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi dan rombongan, serta Anggota Komisi V DPR RI, H Ruslan M Daud atau HRD, naik Kereta Api (KA) Cut Meutia, Sabtu (1/4/2023) sore.
Menhub RI dan rombongan bergerak naik KA tersebut dari Sta-siun Bungkah, Krueng Mane, Aceh Utara, ke Stasiun KA di Paya Rangkuluh, Kutablang, Bireuen. Kehadiran Menhub bersama pejabat lainnya disambut unsur Forkopimda Bireuen, para camat, dan ratusan masyarakat.
Tujuan utama Menhub ke Aceh kali ini adalah meninjau pem-bangunan rel kereta api di Kabupaten Bireuen yang mangkrak dalam beberapa tahun terakhir. Dalam kesempatan itu Menhub berjanji bahwa pembangunan KA Cut Meutia dilanjutkan pada tahun 2024. Apalagi Presiden Jokowi sudah menginstruksikan bahwa Aceh harus dibangun sama dengan daerah lain.
Nah, kunjungan Menhub ke Bireuen hari Sabtu lalu sangat pantas kita apresiasi sekaligus kita labuhkan harapan untuk penyelesaian proyek KA yang sudah lama mangkrak itu. Terutama ka-rena, kunjungan Menhub ke Bireuen kali ini, seperti dikatakan Menhub, atas perintah Presiden Jokowi.
Selaku Presiden ketujuh RI, Jokowi tentunya merasa ada tanggung jawab besar pemerintah untuk merampungkan proyek KA yang sudah telanjur diberi nama salah satu pahlawan wanita dari Aceh itu, Cut Meutia.
Soalnya, proyek KA tersebut pertama kali digagas oleh Presi-den ketiga Indonesia, BJ Habibie, sebagai salah satu solusi pe-nyelesaian konflik Aceh pascalengsernya penguasa Orde Baru, Soeharto.
Hingga tahun 1965, Aceh sebetulnya masih memiliki KA yang dibangun oleh Kolonial Belanda untuk jaringan seluruh Sumatra. Saat peralihan kekuasaan Orde Lama ke Orde Baru, KA Aceh ini seperti tak terurus sehingga tak lagi beroperasi, meski asetnya dalam bentuk tanah dan bangunan masih cukup banyak.
Pembangunan jalur KA yang digagas Presiden Habibie ini sudah dimulai tahun 2007. Namun, progresnya sangat lambat. Awalnya hanya berhasil dibangun 11,3 km rel dari Krueng Geukeuh ke Krueng Mane. Setelah itu mangkrak lama. Saat pemba-ngunan relnya berhasil dilanjutkan ke kawasan Bireuen, proyek ini mangkrak lagi.
Seringnya proyek KA ini mangkrak membuat masyarakat Aceh pesimis terhadap keseriusan pemerintah pusat merampungkannya. Proyek ini pun dituding sebagai proyek politis yang tujuannya semata-mata untuk meninabobokan masyarakat Aceh agar tak bergolak lagi.
Jadi, mumpung yang datang ke Aceh kali ini Menhub dan atas perintah Presiden RI, dikawal oleh anggota DPR RI pula, cobalah buktikan bahwa pusat sebetulnya tidak bersikap PHP (penebar harapan palsu) dalam proyek KA Cut Meutia ini. Tuntaskan janji presiden ini. Apalagi anggaran yang dibutuhkan tak banyak lagi, hanya Rp 1 triliun saja. Angka yang tidak seberapa dibandingkan Silpa Aceh yang beberapa kali justru di atas Rp 3 triliun.
POJOK
Bintang Timnas Palestina kibarkan jersey burung Garuda
Itu tanda kitorang bersaudara…
Kilang Pertamina Dumai meledak
Dalam hal ini Aceh aman, karena tak punya kilang minyak lagi.
Kehadiran Menhub jadi harapan baru untuk penyelesaian Kereta Api Aceh
Betul sekali, Aceh jangan di-PHP lagi.