SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Aliman, mengusulkan agar Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaradja Lampulo, Banda Aceh, dirancang kembali menjadi Pelabuhan Perikanan Internasional. Usulan itu telah disampaikan kepada Bappenas, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ditjen Pelabuhan dan JICA.
“Usulan ini kami sampaikan, karena letak pelabuhan ini sangat strategis. Kolam dermaganya juga cukup luas, mencapai 80 hektare. Tinggal menambah fasilitas pelabuhan berstandar Internasional,” kata Aliman kepada rombongan dari Bappenas, KKP, Ditjen Pelabuhan, JICA Jepang, saat meninjau lokasi PPS Kutaradja Lampulo, Minggu (2/4/2023).
Disebutkan, pada musim banyak ikan, hasil tangkapan nelayan PPS Lampulo bisa mencapai 170-230 ton per hari. Pada tahun 2020 lalu, sebelum ada cold storage dan pabrik es batang di kompleks Kawasan Industri Perikanan PPS itu, puluhan ton hasil tangkapan nelayan harus dibuang ke laut dan dikuburkan karena busuk.
Setelah fasilitas pendukung pelabuhan perikanan tersedia, seperti gedung cold storage dan mampu menampung 100 ton untuk setiap cold storage, kini tidak ada lagi ikan yang terbuang percuma.
Pada tahun 2023 ini, sebut Aliman, ada dua investor lokal, akan kembali membangun dua unit gedung cold storage dengan kapasitas di atas 100 ton. Terkait penyediaan es batang, katanya, juga sudah tidak jadi kendala. Karena di kompleks PPS ini sudah tersedia tiga pabrik es batang.
Dikatakan, fasilitas pelabuhan yang masih mengalami kendala saat ini, kata Aliman, penyediaan solar subsidi dan nonsubsidi. Di kompleks pelabuhan ini belum ada penjulan BBM subsidi dan nonsubsidi. Untuk itu, dalam kunjungan survei pengembangan pelabuhan perikanan, yang dilakukan Bappenas, KKP, Ditjen Pelabuhan dan JIKA dari Jepang, dia berharap memasukkan unsur SPBN tersebut dan dibangun dengan standar internasional.
Pada kesempatan itu Aliman juga berharap pusat membantu kapal keruk untuk mengeruk kolam dermaga II PPS Kutaradja dengan luas mencapai 70 hektare. “Sementara kolam dermaga I luasnya 10 hektare. Kedangkalan rutinnya sudah bisa diatasi dengan kapal ponton dan long Am, yang dimiliki UPTD PPS Kutaradja,” katanya.
Rina, anggota survei dari JICA Jepang mengatakan, misi kunjungan mereka adalah untuk menyurvei kondisi PPS Kutaradja Lampulo, untuk pengembangan berikutnya melalui sumber dana pinjaman luar negeri dari JICA Jepang.
Dia menjelaskan, kunjungan ini merupakan survei awal rencana pengembangan PPS Kutaradja Lampulo, menjadi pelabuhan perikanan yang lebih bagus dan lengkap dengan fasilitas pendukungnya.
Pada tahun ini, JICA Bersama Bappenas dan KKP, kata Rina, punya program bantuan pinjaman luar negerinya untuk pengembangan Pelabuhan Perikanan dan Pasar. Hasil pantauan sementara, dari kantor pusat JICA di Tokyo, Jepang, PPS Lampulo dan Biak, menjadi sasaran alokasi penggunaan pinjaman luar negeri JICA, Jepang tersebut.(her)