Seberapapun kata dan tangis, Yusniati tampak tak dapat menjawab. Dia hanya berbaring tanpa bergerak.
Hampir setiap saat terdengar tangisan pilu disertai napas yang tersesak dari mulut sang orang tua menahan perihnya batin menyaksikan anaknya menahan sakit yang menggelanyut di tubuhnya.
Kini selang oksigen dan infus dan alat medis lainnya seakan "tumbuh menjalar" di tubuh mungil Yusniati, lantaran hidup si gadis malang itu sangat bergantung dengan alat bantuan medis.
Di sisi lain, Malim Sabar kini menghadapi persoalan biaya pengobatan di rumah sakit. Betapa tidak, untuk saat ini saja diperkirakan biaya pengobatan Yusniati mencapai Rp 75.000.000.
Dana sebesar itu tentu sangat besar bagi masyarakat kecil seperti Malim Sabar yang tinggal di pedesaan Subulussalam. Hal itu karena, Yusniati tidak memiliki asuransi kesehatan sementara biaya yang dibutuhkan untuk pengobatannya mencapai puluhan juta.
Malim Sabar pun berharap uluran tangan para dermawan guna membantu biaya pengobatan sang anaknya.
“Saya tak tau harus kemana lagi untuk mengupayakan biaya pengobatan anak saya, karena kondisi ekonomi kami juga sangat terbatas,” kata Malim Sabar
(Serambinews.com/Firdha Ustin)