Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Pengobatan tradisional Bang Man berlokasi di Desa Samuti Makmur, Gandapura Bireuen bagi pasien terkilir, patah dan sejenisnya semakin ramai saja. Umumnya mereka berasal dari lintas usia mulai dari anak kecil atau balita, remaja, orang dewasa maupun nenek kakek.
Proses urut atau pengobatan juga terlihat mudah baginya, satu per satu pasien dilayani di tempat praktiknya sebagaimana terlihat pada Kamis (20/4/2023) sore di balai pengobatan depan rumahnya.
Pasien yang berobat bukan saja dari Bireuen, tapi juga dari berbagai kabupaten/kota lainnya mulai dari Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara maupun dari kabupaten wilayah barat Bireuen.
Dengan gaya khasnya sambil bertanya kenapa sakit dan penyebabnya, kedua tanganya langsung menyentuh tempat yang sakit dan mengurut pasien.
Dalam hitungan 1 sampai 2 menit sudah selesai dan ada juga yang sedikit lama tergantung sakit yang dialami pasien.
• Heboh Ida Dayak, di Aceh Selain Ada Bang Man Urut, Juga Pernah Ada Doto Ali Hingga Tgk Tu
Jadwal urut tidak ada sama sekali, hanya kebiasaan saja kegiatan dilakukan sore hari sekitar pukul 17.00 WIB karena bang Man tidak ingin menetapkan jadwal urut karena khawatir tidak dapat ditepatinya.
Di sela-sela melayani dan mengurut warga, Bang Man membuka satu rahasia yang tersembunyi selama ini ketika menggeluti profesinya sebagai tukang urut.
Bang Man mengatakan semua keajaiban hingga pasien mendapat kesembuhan setelah diobatinya hanya atas kehendak Allah swt.
Ia juga mengaku hanya menjalan habluminannas (hubungan baik dengan manusia) dan kesembuhan pasien adalah habluminallah (hubungan yang baik dengan Allah).
"Intinya melakukan upaya mengurut sesuai kemampuan, sedangkan yang menyembuhkan hanya Allah," ujarnya singkat.
Seorang pasien dari Lhokseumawe mengaku, ia membawa anaknya untuk diurut karena jatuh, seorang ibu rumah tangga lainnya mengaku tulang bahu terkilir karena jatuh dari sepeda motor.
Begitu juga seorang bapak mengaku pinggang dan kedua tangan terkilir karena jatuh. Bang Man dengan gerak cepat mendatangi satu per satu pasien yang mengelilinginya.
Ada yang diurut sambil berdiri, duduk, berbaring atau tidur di balai, atau anak anak dalam gendongan maupun orang yang tetap dalam mobil atau atas becak tetap dilayani dengan senyuman dan sambil bertanya kenapa dan apa penyebabnya.
Salah seorang keluarga dekat Salman kepada Serambinews.com mengatakan, Salman menjalankan pekerjaannya mengurut sudah turun temurun dari orang tuanya almarhum Tgk M Nur.