Kajian Ilmu Falak
Tersisa Tiga Gerhana Sepanjang Tahun 2023 Ini, Berikut Hasil Kajian Ilmu Falak
Sepanjang tahun 2023 terjadi empat kali gerhana. Satu di antaranya sudah terjadi, yakni gerhana matahari hibrida.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Saiful Bahri | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Sesuai hasil kajian ilmu falak, sepanjang tahun 2023, terjadi empat kali gerhana. Namun satu diantaranya sudah terjadi, yakni gerhana matahari hibrida. Sehingga kini hanya tersisa tiga gerhana lagi pada tahun 2023 ini.
Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail SSy MA, Senin (24/4/2023), kembali menjelaskan, gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus.
Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama (full moon). Namun gerhana bulan tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena bidang orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi.
Gerhana bulan ada tiga jenisnya.
Pertama, gerhana bulan total, gerhana ini terjadi disaat bulan sepenuhnya memasuki dalam bidang bayang inti (umbra) bumi, sehingga bulan terlihat saat puncak gerhana total berwarna hitam kemerah-merahan.
Kedua gerhana sebagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti bumi.
Ketiga, gerhana bulan penumbra, dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti bumi), tidak sampai ke dalam bayang inti. Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata bulan hanya terlihat redup tidak seperti pada saat purnama biasanya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop, karena perubahan cahaya bulan saat masuk dalam bayang kerucut bumi hanya bisa dibedakan melalui pengamatan teleskop.
Gerhana Matahari dikenal ada empat jenis.
Pertama gerhana Matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan sehingga Matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah.
Kedua, gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan.
Ketiga gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan Bulan hanya menutupi pertengahan piringan Matahari saja sehingga Matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah Matahari berwarna hitam.
Keempat, gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana Matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.
Lanjut Tgk Ismail, secara global akan terjadi empat kali gerhana pada tahun 2023, yakni dua kali Gerhana Matahari dan dua kali gerhana bulan.
Rinciannya :
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.