Kuliner

Pasca Lebaran Permintaan Mi Kuning Basah Melonjak, Diminati Banyak Wisatawan dari Luar Aceh

Penulis: Herianto
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang tepung terigu di Pasar Induk Lambaro, Aldy kepada Serambinews.com, Senin (1/5/2023) mengatakan, sejak bulan puasa sampai pasca lebaran Idul Fitri 14447 Hijriah ini, salah satu bahan pangan yang lonjakan permintaannya masih tetap tinggi, setelah minyak goreng dan telur ayam adalah tepung terigu.

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Salah satu komoditi bahan pangan yang permintaannya mengalami lonjakan cukup tinggi, pasca lebaran Idul Fitri 1444 Hijrah ini adalah mi kuning basah.

Sejalan melonjaknya permintaan mi kuning basah tersebut, permintaan tepung terigu, bahan baku untuk pembuatan mi kuning tersebut, ikut melonjak di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar dan berbagai pasar lainnya.

Pedagang tepung terigu di Pasar Induk Lambaro, Aldy kepada Serambinews.com, Senin (1/5/2023) mengatakan, sejak bulan puasa sampai pasca lebaran Idul Fitri 14447 Hijriah ini, salah satu bahan pangan yang lonjakan permintaannya masih tetap tinggi, setelah minyak goreng dan telur ayam adalah tepung terigu.

Omset penjualannya per hari, sebut Aldy, bisa mencapai 25 – 30 sak, terutama tepung terigu merek tulip yang harganya relatif murah Rp 220.000/sak (25 Kg).

Di toko ini, lanjut Aldy, ada tiga merek tepung terigu yang dijual. Pertama tepung terigu merek segi tiga biru dengan harga jual Rp 260.000/sak, kemudian tepung terigu merek fortuner Rp 230.000/sak dan merek tulip Rp 220.000/sak.

Adi, seorang pembuat mi basah kuning di Pasar Induk Lambaro mengatakan, sejak puasa hingga pasca lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah, permintaan mi basah dari para pedagang mi basah, bakso dan ibu rumah tangga cukup tinggi.

Untuk memenuhi lonjakan permintaan mi kuning basah yang cukup tinggi dari pelanggan, sebut Adi, pihaknya per hari menghabiskan 9 sak tepung terigu. Satu sak tepung terigu berisi 25 Kg, dikali 9 sak per hari, jumlah tepung terigu yang diolah menjadi mi basah kuning mencapai 225 Kg.

“Ini merupakan jumlah yang sangat banyak dan cukup melelahkan,” ujarnya.

VIDEO Viral Susi Pudjiastuti Minta Rokok ke Pengendara Lain Saat Terjebak Macet

Adi mengatakan, dirinya juga sangat heran, pasca lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah ini, daya beli masyarakat terhadap mi kuning basah cukup tinggi. Lebaran tahun lalu, permintaannya banyak, tapi per hari buat mi basah, hanya sampai batas 6 – 7 sak, “Lebaran Idul Fitri kali ini, buat mi basah hingga mencapai 9 karung, luar biasa capeknya,” ujar Adi.

Sebagai produsen mi basah, kata Adi, dirinya senang lebaran kali ini permintaan mi kuning basah melonjak dan lonjakan permintaan itu, bukan hanya pada dirinya, tapi pada pembuat mi basah lainnya juga sama, mengalami kenaikan cukup tinggi.

Amir, pedagang mi basah lainnya di Pasar Peunayong mengatakan, pasca lebaran Idul Fitri kali ini, permintaan mi basah dari konsumen cukup tinggi. Pada hari lebaran ke lima, dirinya sudah buat mi, tiba-tiba datang permintaan dari 10 orang pelanggan mencapai 150 Kg.

Untuk pemenuhan kebutuhan permintaan tersebut, pihaknya harus beli tepung terigu hingga 8 karung per harinya. Untuk diolah jadi mi kuning basah sebanyak 6 karung dan 2 karung lagi untuk stok, jika tiba-tiba ada pesanan tambahan permintaan jelang malam hari dari sejumlah kafe dan restoran.

Pada lebaran kali ini, kendati permintaan mi basah melonjak, stok bahan bakunya berupa tepung terigu, banyak di tingkat pedagang tepung terigu. Tahun lalu, stok tepung terigu banyak, tapi untuk merek tertentu saja, seperti tepung terigu segitiga biru.

Pada lebaran Idul Fitri kali ini, stok tepung terigunya tetap banyak dan hampir untuk semua merek, mulai dari tepung terigu segitiga biru yang harganya sedikit mahal, sampai tepung terigu yang harganya murah, seperti tepung terigu merek tulip, tersedia dalam jumlah yang banyak di tingkat pedagang grosirnya.

Halaman
12

Berita Terkini