Ransomware LockBit Sebut BSI Tidak Transparan: Mereka Berani Berbohong dengan Alasan Maintenance
SERAMBINEWS.COM – Geng ransomware LockBit menuduh Bank Syariah Indonesia (BSI) telah melakukan pembohongan publik terhadap lumpuhnya layanan sistem BSI sejak Senin (8/5/2023) kemarin.
Geng ransomware LockBit mengaku pihaknya yang bertanggung jawab atas gangguan layanan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Pengakuan itu disampaikan Geng ransomware LockBit dalam pernyataan mereka yang diupload pada Jumat (12/5/2023) pukul 21:09 UTC.
Dalam pertanyaanya tersebut, Geng ransomware LockBit mengungkapkan bahwa manajemen Bank Syariah Idonesia (BSI) telah berbohong kepada publik terkait gangguan layanan yang terjadi beberapa hari itu.
Baca juga: BSI Belum Normal, Wakil Ketua DPRA Teuku Raja Keumangan Minta Masyarakat Tak Berbuat Anarkis
Geng ransomware LockBit menyebut, BSI mengumumkan bahwa mereka sedang melakukan pemeliharaan sistem atau maintenance.
Nyatanya, kekacauan sistem BSI hingga melumpuhkan semua layanan BSI merupakan hasil dari kerja Geng ransomware LockBit.
“Pada 8 Mei (2023), kami menyerang Bank Syariah Indonesia, menghentikan sepenuhnya semua layanannya,” bunyi pernyataan itu.
“Manajemen bank tidak dapat memikirkan hal yang lebih baik selain dengan berani berbohong kepada pelanggan (nasabah) dan mitra mereka, melaporkan semacam "pekerjaan teknis" yang sedang dilakukan di bank,” sambungnya.
Akibat dari serangan itu, geng ransomware LockBit berhasil mencuri 15 juta data nasabah hingga informasi karyawan.
“Kami juga ingin memberi tahu Anda bahwa selain kelumpuhan bank, kami mencuri sekitar 1,5 terabyte data pribadi,” kata pernyataan itu.
Baca juga: Dirut BSI: Kami Mohon Maaf dan Berusaha Pulihkan Layanan
Geng ransomware LockBit kemudian merincikan sejumlah data yang berhasil mereka curi dari sistem BSI:
1) 9 database yang berisi informasi pribadi lebih dari 15 juta pelanggan, karyawan (nomor telepon, alamat, nama, dokumen informasi, jumlah rekening, nomor cald, transaksi dan banyak lagi)
2) dokumen keuangan
3) dokumen hukum
4) NDA
5) Kata sandi untuk semua layanan internal dan eksternal yang digunakan di bank.
Geng ransomware LockBit menegaskan, saat ini membuka jalur negosiasi dengan pihak bank, dan jika kesepakatan tidak tercapai mereka akan merilis semua data di dark web atau situs gelap.
Mereka memberi waktu selama 72 jam untuk melakukan negosiasi.
“Kami memberikan waktu 72 jam kepada manajemen bank untuk menghubungi LockbitSupp dan menyelesaikan masalah tersebut,” bunyi pernyataan itu.
Lebih lanjut, Geng ransomware LockBit juga memberikan pesan khusus kepada nasabah dan mitra kerja BSI.
Mereka tidak akan menyebarkan data-data tersebut ke situs gelap atau dark web apabila BSI mau menyepakati kesepakatan.
“Jika Bank Syariah Indonesia menghargai reputasinya, pelanggan dan mitra, mereka akan menghubungi kami dan Anda tidak akan terancam,”
“Jika tidak, kami menyarankan Anda untuk menghentikan kerja sama apa pun dengan perusahaan ini. Semua data yang tersedia akan dipublikaskan,” pungkasnya.
Namun kabar ini beredar di lini masa, belum ada tanggapan atau respons lebih lanjut dari pihak Bank Syariah Indonesia terkait pernyataan Geng ransomware LockBit tersebut.
BSI klaim data nasabah aman
Sebelumnya, BSI menemukan sistemnya mengalami serangan siber.
Kendati demikian, Direktur BSI Herry Gunardi mengklaim seluruh data dan dana nasabah tetap aman.
Perseroan disebut tengah melakukan mitigasi atas segala kemungkinan untuk memastikan keamanan data nasabah.
“Kami sebagai pengelola keuangan nasabah sudah tentu memastikan kepada nasabah dan stakeholder bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi baik dan aman di BSI,” jelas Hery dalam konferensi di Wisma Mandiri Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Perseroan tengah melakukan evaluasi dan temporary switch off terhadap sejumlah layanannya.
BSI juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK)), Bank Indonesia (BI), pemegang saham, dan pihak lainnya.
“Terkait dugaan adanya seragan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik,” tambah Hery.
Hery juga memastikan bahwa BSI akan terus meningkatkan keamanan siber, sedangkan pihak perseroan bakal menerapkan standar prosedur operasional (SPO) keamanan siber yang sesuai ketentuan dari OJK.
"Kami menerapkan dan senantiasa meningkatkan cybersecurity yang sejalan dengan ketentuan regulator,” ujarnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)