Banyak kucuran keringat dan air mata yang harus dilalui agar Jasil si putra tukang batu, dapat menjalani pendidikan saat ini.
Salah satu momen paling berkesan dibenak Jasil saat hendak mengumpulkan berkas administrasi di pendaftaran keempatnya. Jasil mengaku mendapat kendala soal biaya.
"Saya ingat itu terkendala di biaya untuk mengurus kelengkapan berkas administrasi untuk mendaftar," kata Jasil.
Bahkan kendala itu, sempat menyurutkan niatnya untuk melanjutkan pendaftaran. Namun karena dorongan yang kuat dari para saudaranya tak mematahkan semangat Jasil untuk kembali bangkit.
"Waktu itu perekonomian Kakak juga menurun, tetapi kakak saya tetap mendorong untuk mendaftar dan maju," ucap Jasil dengan mata yang berkaca-kaca.
Beruntung saat itu, rekan seangkatan Jasil, memiliki rasa iba untuk membantu Jasil dalam proses pendaftarannya. Ia pun kembali terpacu untuk maju mencapai cita-cita masa kecilnya.
"Semua rekan-rekan sependaftaran saya mau membantu, mulai dari berkas administrasi seperti fotokopi, pembelian map dan materai," ucapnya dengan nada lirih.
Cerita perjuangan Jasil menggapai cita-cita di tengah keterbatasan ekonomi itu, juga diungkap sang kakak, Nur Jahida (25).
Sang kakak yang bekerja hanya sebagai buruh cuci mobil harus mengutang ke beberapa temannya, agar kebutuhan sang adik dalam proses pendaftaran dapat terpenuhi.
"Memang waktu itu banyak sekali kendala soal biaya, karena saya juga kerjanya cuman di tempat cuci mobil. Beberapa kali saya harus pinjam uang teman kantor karena waktu itu belum gajian," katanya ditemui terpisah.
Saat ini, Nur Jahida dan saudara-saudaranya pun bangga atas hasil perjuangan sang adik.
"Alhamdulillah, saya berharap adik saya tetap membanggakan keluar dan jadi polisi yang baik ke masyarakat nantinya," harapnya.
Jalan kaki 2 Km karena tak punya biaya
Sambil duduk dengan rasa haru, Jasil juga mengingat sebuah momen kala dirinya berjalan kaki sejauh 2 kilometer saat hendak mengumpulkan berkas pendaftarannya di Mapolrestabes Makassar.
Jasil menceritakan, saat proses pendaftaran biasanya ia berangkat dijemput oleh rekannya menggunakan sepeda motor.