Ingin Selfie dari Ketinggian, Pemuda Nekat Panjat Tiang Sutet, Kini Berakhir Tragis: Kondisinya Gosong
SERAMBINEWS.COM, GARUT – Hanya demi konten di media sosial, seorang pemuda di Jawa Barat berakhir tragis.
Pemuda bernama Deni (32) harus menderita luka bakar akibat kesetrum karena memanjat tiang Sistem Utilitas Tenaga Listrik (Sutet) hanya untuk kebutuhan konten.
Pemuda itu diketahui ingin selfie karena melihat keindahan alam, sehingga dia memanjat tiang sutet.
Namun apa yang dilakukannya itu sungguh berbahaya.
Tak lama dia memanjat tiang sutet tersebut, teman-teman Deni mendengar suara dentuman keras.
Lalu mereka melihat Deni sudah tidak sadarkan diri dengan dipenuhui luka bakar alias gosong hingga 80 persen.
Peristiwa tersebut terjadi di Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Hindari Tangan Basah, Ibu Rumah Tangga Ini Meninggal Dunia karena Kesetrum Listrik
Kapolsek Pamulihan, Iptu Wawan mengatakan, korban dan temannya, Nandang (36), awalnya berencana untuk melakukan ziarah ke wilayah Tumaritis.
Mereka berniat untuk membersihkan diri sambil melihat ikon terkenal, yaitu patung Semar yang terdapat di lokasi tersebut.
Ia menuturkan, di lokasi tersebut terdapat sebuah tiang Sutet yang menarik perhatian mereka.
Disana mereka juga menenggak minum minuman keras yang dilakukan di bawah tiang tersebut.
"Waktu itu, mereka berdua istirahat, melihat tempat bagus. Di sana minum-minum miras. Karena di pinggir jalan, takut kelihatan warga, ada akses jalan tempat petik teh. Masuklah mereka ke sana," ujar Iptu Wawan, Rabu (5/7/2023), dikutip dari Tribun Jabar.
Ia melanjutkan, tanpa diduga, korban Deni, naik ke atas tiang Sutet dengan maksud ingin melihat gunung kecil dan mengambil foto untuk konten sosial media.
Saat berada di atas tiang, tiba-tiba terdengar suara keras.
Teman korban yang berada di bawah melihat bahwa Deni sudah tak berdaya.
Dalam keadaan panik, temannya meminta pertolongan dari warga sekitar.
Baca juga: Bocah 11 Tahun Ikut Tersengat Listrik saat Menolong Ibunya, Keduanya Meninggal Dunia Kesetrum
Karena jarak tempat kejadian perkara cukup jauh dari permukiman penduduk, warga segera menghubungi polsek setempat.
"Saat sampai di TKP, korban sudah jatuh. Tingginya sekitar 10 meter, pakaian dan topi masih menggantung," ungkap Wawan.
"Kondisinya sudah seperti terbakar. Kami langsung bawa ke puskesmas. Kondisinya 80-90 persen luka bakar," lanjutnya.
Setelah mendapatkan perawatan awal, korban dirujuk ke RSUD dr. Slamet pada malam harinya.
Namun, karena kondisinya yang serius, korban kemudian dirujuk kembali ke rumah sakit di Bandung.
Saat ini, korban masih menjalani perawatan intensif.
"Sekarang katanya dirujuk lagi ke Bandung, karena kondisinya serius," ungkapnya.
KEJADIAN LAINNYA – Demi Konten Pura-pura Akhiri Hidup, Ternyata Beneran Barakhir
Viral kasus konten berujung maut yang membuat seorang wanita berinisial W kehilangan nyawa.
Gadis bernama W itu masih berusia 21 tahun, harus kehilangan nyawa karena iseng membuat konten pura-pura mengakhiri hidup.
W ditemukan tak bernyawa di sebuah rumah kontrakan di Desa Cibeber, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu 1 Maret 2023.
W meninggal dunia setelah secara tak sengaja terpeleset ketika sedang membuat konten pura-pura mengakhiri hidupnya.
W ditemukan oleh warga dalam keadaan si wanita tewas tergantung pada seutas kain di ventilasi pintu kontrakannya.
Fakta baru terkait W yakni ternyata si wanita tinggal sendirian di kontrakan tersebut, sehingga tidak ada yang mengawasinya.
Ia sendiri merupakan gadis asal Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Kapolsek Leuwiliang, Kompol Agus Supriyanto mengatakan, W meninggal dunia sekira pukul 21.30 WIB pada Rabu (1/3/2023).
"Korban bikin konten gantung diri sambil video call sama temennya, dililitkan kain ke pintu, entah bagaimana kepeleset kursinya jatuh," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (2/3/2023).
Setelah mendengar adanya suara benda yang jatuh, tetangga kontrakan korban berusaha menyelamatkan korban, namun sayang nyawanya tidak tertolong.
"Korban langsung dibawa ke RSUD Leuwiliang, terus dibawa pulang ke rumah duka di Ciampea, keluarga juga sudah membuat pernyataan bahwa kejadian ini murni musibah," terangnya.
Agus Supriyanto menyampaikan, korban bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe di wilayah Leuwiliang.
Korban tinggal di kontrakan yang tak jauh dari tempat kerjanya itu seorang diri.
"Korban asli orang Bogor, orang tuanya tinggal Ciampea. Karena korban ini kerja di kafe di daerah Leuwiliang, makanya ngontrak sendiri di sana (karena dekat tempat kerjanya)," ungkap Agus dilansir Tribunnews Bogor.com dari Kompas.com, Sabtu (4/3/2023).
Agus menyebut, peristiwa itu bermula ketika korban melakukan video call dengan seorang temannya pada Rabu malam.
Korban berbicara kepada temannya tentang membuat sebuah konten gantung diri.
W lalu mempersiapkan peralatan mulai dari taling hingga kursi.
W menaiki kursi untuk memeragakan aksi gantung diri kepada temannya lewat sambungan panggilan video.
Nahas, korban terpeleset dari kursi dan kehilangan pijakannya.
"Nah, dia sebenarnya masih megang kain sarungnya itu. Tapi karena kaget kursinya tergelincir, tangannya lepas, akhirnya kegantung lehernya," ucap Agus.
Agus menyebut, tak ada orang lain di kontrakan saat korban membuat konten video tersebut.
"Dia buat konten sambil video call sama temennya itu tidak ada yang mengawasi. Jadi dia benar-benar sendirian di kontrakan itu," imbuh Agus. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)