SERAMBINEWS.COM - Militer Amerika Serikat terus memburu pemimpin dan sisa pasukan ISIS di Suriah.
AS menargetkan pemimpin ISIS guna melemahkan jaringan kelompok tersebut.
Sebelumnya ISIS sempat berjaya dan menguasai perbatasan Suriah dan Irak.
Kini kelompok ISIS sudah mampu dihancurkan, dan sel-sel kecil kerap melakukan serangan.
Militer AS dalam pernyataannya hari Minggu (9/7/2023) mengonfirmasi telah berhasil membunuh pemimpin ISIS/ISIL dalam sebuah serangan drone di Suriah timur.
Melansir Al Jazeera, serangan tersebut dilakukan pada hari Jumat (7/7/2023).
Baca juga: Setelah Pamer Rudal Hipersonik, Iran Berhasil Uji Coba Drone Bomber, Ini Kemampuannya
Komando Pusat AS (CENTCOM) memastikan bahwa pemimpin ISIS, Osama al-Muhajer tewas dalam serangan tersebut.
"Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh wilayah.
ISIS tetap menjadi ancaman, tidak hanya di kawasan ini tetapi jauh di luar.
Tidak ada warga sipil yang tewas dalam operasi itu tetapi pasukan koalisi sedang mengamati laporan tentang cedera warga sipil," kata Kepala CENTCOM, Jenderal Michael Kurilla.
AS memiliki sekitar 1.000 tentara di Suriah sebagai bagian dari upaya internasional untuk memerangi ISIS yang sebenarnya telah dikalahkan di negara itu pada tahun 2019.
Namun, hingga saat ini sel-selnya masih hidup di persembunyian dan sering melakukan serangan dengan acak.
Mendapat Gangguan dari Rusia
Laporan menyebutkan bahwa drone yang digunakan dalam operasi tersebut sempat mendapat gangguan dari pesawat tempur Rusia satu hari sebelum operasi dilancarkan.
"Serangan hari Jumat dilakukan oleh drone MQ-9 Reaper yang sama dengan yang diganggu oleh pesawat Rusia dalam pertempuran yang berlangsung hampir dua jam," lanjut CENTCOM.
Baca juga: Pasukan Kurdi Dukungan AS Tangkap Komandan Lokal ISIS di Raqqa, Suriah Timur