Sampah organik seperti sisa sayuran, kulit pisang, daunan kering dan lainya, sampah organik memiliki karakteristik yang mudah terurai dan umumnya sampah organik memiliki aroma yang kurang sedap.
Sedangkan sampah anoganik atau nonorganik, seperti botol plastik, botol kaca, kaleng, dan lainya yang sifatya susah terurai.
Jika ingin mengolah sampah secara berkelanjutan memerlukan pemisahan terhadap jenis kedua sampah tersebut.
"Namun, seringkali kita menemui situasi di mana kedua jenis sampah tersebut tercampur, yang pada akhirnya menghambat proses pengolahan sampah secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan dalam pengolahan sampah, diperlukan kerja sama yang luas dari semua pihak terkait, serta kesadaran individu dalam membuang sampah dengan benar," kata Fachrudin.
Baca juga: VIDEO Petugas SPBU Diamuk Warga Lantaran Sibuk Layani Pelanggan yang Isi Pertalite Pakai Jerigen
Fachrudin menambahkan hanya melalui kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta, masalah ini dapat diatasi secara efektif.
Selain itu, masyarakat harus memiliki kesadaran diri yang tinggi tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan mengikuti praktik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
"Dengan demikian, kita dapat mencapai tujuan pengolahan sampah yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat," ujarnya.
Ketua Kompleks Arab Saudi Gampong Miruek Lam Reudeup, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, M Ali Umar, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada pengabdi dari USK, sekaligus berharap kegiatan pengabdian seperti ini berkelanjutan.
Hal hampir sama disampaikan Sekdes Gampong Miruek Lam Reudeup, Tgk Muhajir.
Ia mengatakan kegiatan pengabdian ini berdampak baik untuk masyarakat, sekaligus berharap pupuk kompos terus dipertahankan oleh masyarakat setempat dan terus dibina pengolahannya oleh Dosen USK. (*)
Baca juga: VIDEO Kades di Demak Pakai Uang Dana Desa Buat Sewa 4 Wanita Pemandu Karaoke dan Berjudi