Berita Viral

Pria di Jateng Ketagihan Open BO Gadis SMA, Awalnya Mau, Main Kedua Ditolak: Foto Syur Jadi Ancaman

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi wanita Open BO

Pria di Jateng Ketagihan Open BO Gadis SMA, Awalnya Mau, Main Kedua Ditolak: Foto Syur Jadi Ancaman

SERAMBINEWS.COM, JEPARA – Seorang gadis yang masih berstatus sebagai pelajar SMA, AS (16), menjadi korban pengancaman oleh seorang pria.

Gadis SMA tersebut diketahui selama ini membuka jasa Open BO atau sebagai pemuas lelaki hidung belang.

Gadis SMA tersebut diancam oleh pelanggannya sendiri karena menolak Booking Order (BO) untuk yang kedua kalinya.

Padahal, keduanya sudah sempat melakukan hubungan layaknya suami istri pada pertemuan pertama dengan tarif Rp 300 ribu.

Karena ditolak oleh gadis SMA tersebut, pria berinsial AA (43) melakukan pengancaman dengan menyebar foto syur milik korban.

Ternyata foto tersebut diambil ketika keduanya melakukan hubungan pada pertemuan pertama.

Foto tersebut memperlihatkan tubuh korban dalam keadaan tanpa busana.

Ilustrasi berhubungan (google/net)

Takut foto-fotonya akan disebar, korban yang masih pelajar SMA itu melaporkan kejadian pengancaman ini ke kantor polisi.

Pria berinisial AA (43) itu akhirnya ditangkap polisi.

AA merupakan warga asal Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang keseharianya sebagai pekerja serabutan.

AA ditangkap oleh Satreskrim Polres Jepara lantaran mengancam akan menyebarkan foto syur gadis SMA, AS yang berusia 16 tahun.

Kasat Reskrim Polres Jepara AKP Ahmad Masdar Tohari mengatakan tersangka ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan usai keluarga gadis di bawah umur itu melaporkan tindak pidana tersebut.

"Kami amankan semalam," kata Tohari saat dihubungi, Selasa (18/7/2023), dikutip dari Kompas.com.

Tohari mengatakan, pelaku dan korban sudah lama saling mengenal melalui perpesanan WhatsApp.

Pada pertengahan Maret dan awal Mei, keduanya bahkan sudah berhubungan layaknya suami istri di kamar kos yang disewa pelaku di Jepara.

Gadis SMA 16 tahun ini diduga memasang tarif untuk sekali berkencan.

"Awalnya tersangka bertanya ke korban, BO gak ? Dan korban menjawab, iya, lalu berlanjut sampai dengan kesepakatan harga Rp 350 ribu,” kata Tohari.

“Mereka lantas berhubungan intim selayaknya suami istri," sambungnya.

Puncaknya pada akhir Juni, saat pelaku AA ingin kembali mengajak korban berkencan, tetapi ditolak.

"Tersangka menghubungi korban lagi dan minta BO namun korban tidak mau,”

“Tersangka kemudian mengancam akan menyebarkan foto telanjang korban,”

“Jadi tersangka sempat memfoto korban saat telanjang," terang Tohari.

Korban yang ketakutan kemudian mengadu ke orang tuanya hingga kasus tersebut dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Jepara. 

"Apakah korban, pelajar SMA ini, PSK yang sengaja open BO atau gimana masih kita dalami," pungkas Tohari.

 

KEJADIAN SERUPA LAINNYA - Cerita Gadis SMP Kabur dari Panti Asuhan, Diajak Jadi Pemuas Pria di MiChat: Sehari Bisa Layani 4 Tamu

Seorang gadis SMP berusia 16 tahun nekat terjun ke dunia prostitusi untuk memenuhui kebutuhan ekonomi.

Gadis itu sebetulnya sudah dititipkan oleh ibu kandungnya ke panti asuhan, namun ia nekat kabur untuk melayani pemuas napsu pria hidung belang.

Gadis 16 tahun itu kabur ke rumah ibu tirinya, dari sanalah ia bertemu dengan seseorang dan mulai terjun ke dunia prostitusi.

Ia bekerjasama dengan seorang penjaga hotel, dan mendapatkan para tamu melalui aplikasi MiChat.

Dalam sehari gadis tersebut bisa melayani 4 pria hidung belang, dengan keuntungan yang didapatkan mulai Rp 50 ribu hingga Rp 400 ribu seharinya.

Kasus prostitusi ini akhirnya terbongkar usai Polres Sidoarjo menggerebek sebuah hotel karena banyak mendapatkan laproan dari warga.

Di mana warga mengatakan ada kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur.

Benar saja, saat dilakukan penggerebekan polisi menemukan gadis tersebut di dalam kamar hotel.

Cerita Gadis SMP Kabur dari Panti Asuhan, Diajak Jadi Pemuas Pria di MiChat: Sehari Layani 4 Tamu (KOLASE SERAMBINEWS.COM)

Dilansir dari TribunJatim, baru-baru ini polisi mengungkap kasus perdagangan orang lewat aplikasi MiChat.

Kali ini korbannya seorang gadis belia berusia 16 tahun asal Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.

Pelakunya adalah SE, perempuan 45 tahun asal Tegalsari, Surabaya yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga Hotel Ganesha di kawasan Bungurasih, Sidoarjo.

Korban merupakan teman dari anak pelaku.

Gadis SMP itu berulangkali dipasarkan lewat aplikasi MiChat untuk melayani pria hidung belang.

“Pelaku telah melakukan praktik eksplotasi terhadap korban dengan mengadakan atau memudahkan perbuatan intim dengan cara menawarkan korban melalui aplikasi MiChat,

selanjutnya menarik keuntungan dari kegiatan prostitusi tersebut,” kata Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, Senin (3/7/2023).

Wahyu mengatakan, sejak akhir April 2023 lalu korban mulai bekerja dengan rata-rata pendapatan mulai Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu per tamu.

Setiap malam, remaja berusia 16 tahun itu rata-rata melayani 1 sampai 4 orang pria hidung belang.

Dalam penyelidikan polisi, diketahui bahwa setiap pendapatan Rp 200 ribu dari korban, pelaku SE mengambil jatah Rp 50.000.

Sementara untuk pendapatan Rp 400.000, dia mengambil Rp 100.000.

Selain itu, pelaku juga menarik biaya kamar Rp 200.000 sehari dan untuk biaya laundry sebesar Rp 100.000 bila korban melaundry ke dia.

“Terungkapnya perkara ini bermula dari laporan masyarakat tentang adanya perdagangan anak di bawah umur."

"Setelah diselidiki memang benar adanya, petugas langsung melakukan penangkapan,” lanjut Kapolres.

Saat melakukan penggerebekan di Penginapan Ganesha, polisi berhasil mengamankan pelaku, dan korban yang sedang berada di dalam kamar.

Selain itu juga disita beberapa barang bukti termasuk ponsel dan sejumlah uang tunai hasil transaksi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui bahwa korban sejak usia 3 tahun sampai Juli 2022 lalu tinggal bersama ibu tirinya di Krian, Sidoarjo.

Kemudian pada bulan Juli 2022 korban diambil oleh ibu kandungnya dan diajak untuk bertempat tinggal di Tuban.

Beberapa bulan kemudian oleh ibu kandungnya, dia dimasukkan ke Panti Asuhan di daerah Kebonsari, Surabaya.

Namun pada awal 2023 korban kabur dari panti asuhan dan pulang kembali ke rumah ibu tirinya di Krian.

April 2023 lalu, korban yang saat itu akan lulus SMP kenal dengan V, anak ke-4 pelaku, dan selanjutnya dikenalkan kepada keluarganya, termasuk pelaku SE.

Pada April 2023, pelaku mengajak korban untuk bekerja melayani tamu di penginapan pada malam hari mulai jam 18.00 sampai jam 07.00 pagi.

Ia diiming-iming penghasilan antara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 per hari.

Korban disuruh foto dengan pose pakaian terbuka untuk ditampilkan dalam aplikasi MiChat.

Lewat aplikasi itulah remaja ini dijual ke pria-pria hidung belang. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini