Konon buah nipah disebut-sebut mampu menjadi obat penyembuh bagi yang menderita penyakit maag dan menyegarkan tubuh bangi yang mengonsumsinya, dengan cara meraciknya menjadi jus.
“Di Pulau Sada ini hanya terdapat satu makam saja, berdasarkan batu nisan yang ada kita duga ini adalah salah satu petinggi kerajaan di masa Kerajaan Sultan Iskandar Muda.
Namun siapa orang itu kita belum mengetahuinya, dan perlu ada penelitian dari ahli sejarah,” ungkap Tgk Suandi yang juga salah satu tokoh masyarakat Samatiga yang ikut menemani para mahasiswa meninjau keindahan pulau sada.
Baca juga: Kemenparekraf RI Bahas Pengembangan Ekowisata Nipah Bersama Tim Pj Bupati Aceh Barat
Di pulau itu, sebelumnya memang ada kehidupan di masa lalu, disamping adanya makam tersebut, juga ada pohon kelapa yang usianya berumur ratusan tahun.
Saat ini di Pulau Sada milik pemerintah tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dengan ditanami tumbuhan nilam.
Ia menambahkan, pulau sada dan makam sejarah yang ada di daratan kecil itu perlu adanya pemugaran, sehingga bisa terus terawat dengan baik kedepan.
Apalagi daerah tersebut akan dijadikan lokasi pengembangan ekowisata nipah.
Dengan harapan menjadi fokus pemerintah untuk membangun lokasi ekowisata nipah di wilayah tersebut yang kini menjadi harapan masyarakat banyak khususnya warga Kecamatan Samatiga, Aceh Barat.
“Kami berharap peninggalan sejarah ini benar-benar menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh dan Pemerintah Pusat guna mewujudkan pulau sada ini sebagai salah satu lokasi ekowisata nipah,” harap salah satu pengurus Ikatan Pengurus Mahasiswa Samatiga, Banda Aceh, Ibnatul Zakia saat mengunjungi Pulau Sada.
Ia berharap, bahwa di seluruh penjuru negeri ini dapat mengetahui keberadaan Pulau Sada tersebut, sebagai salah satu tempat wisata yang tersembunyi selama ini, hingga kedepan semakin banyak wisatawan yang bisa berkunjung ke pulau tersebut.
Kondisi yang terlihat saat ini menurutnya perlu adanya campur tangan pemerintah dalam pengembangan ekowisata nipah, sehingga semua orang nantinya dapat berkunjung ke daerah itu.
Tentunya dengan adanya fasilitas yang memadai yang dibangun di daerah tersebut, sehingga bisa menjadi salah satu icon wisata di Aceh yang cukup menarik untuk dikunjungi.
Baca juga: Perawat dan Dokter Selingkuh Diam-diam ke Hotel sampai Aborsi, Ketahuan Suami usai Curiga Hal Ini
“Pemugaran tempat bersejarah kita harapkan bisa direspon oleh pemerintah, seperti makam bersejarah yang ada di Pulau Sada, dan menjadi harapan baru terkait pengembangan ekowisata nipah di kawasan Aceh Barat,” harap Ketua IPMS Cabang Meulaboh, Mahfud Syukur.
Histori lama yang berada di kawasan Pulau Sada tersebut hendaknya jangan sampai hilang, sehingga sudah menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk dilakukan pembugaran dan menata kawasan tersebut.
Sehingga menjadi salah satu tempat wisata islami yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat Aceh Barat kedepan.(*)
Baca juga: Sebuah Mobil Alami Kecelakaan Tunggal di Aceh Timur, Hilang Kendali Hingga Terbalik Ke Sawah