"Tentu yang mampu menjawab tantangan sekarang ya adik-adik sekarang," katanya.
Ia berharap kepada pengurus KNPI periode 2023-2026 untuk bangkit maju dengan belajar dari kegagalan dan kekurangan KNPI sebelumnya.
"Menurut saya, bukan tidak boleh kita membicarakan kekurangan generasi sebelumnya, justru harus dijadikan pelajaran, kenapa kami dulu gagal," imbuhnya.
Baca juga: Dosen FSH UIN Ar-Raniry Hadiri Konferensi International di Universitas Hong Kong
Pada bagian akhir, Malik Raden menyampaikan pengalamannya dalam mencari jalan keluar ketika ada satu masalah yang harus dipecahkan seperti tidak ada dukungan pejabat pemerintah terhadap kegiatan KNPI.
"Kalau ada perbedaan, cari jalan keluar. Kita jangan bermusuhan, karena nantinya sama-sama rugi. Kebersamaan di KNPI harus dijaga dengan baik dimanapun dan dalam posisi apapun," tutupnya.
Dalam kesempatan itu, Ihsanuddin dan Jamaluddin juga menyampaikan kekecewaannya dengan tidak hadirnya Pj Gubernur Aceh pada malam pelantikan.
Sebab, ketidakhadiran pimpinan daerah dalam acara tersebut baru terjadi pada periode ini.
"Ini sesuatu yang kurang menggembirakan," kata Jamaluddin.
"(Ketidakhadiran Pj Gubernur) ini pelecehan terhadap pemuda Aceh," sambung Ihsanuddin saat berbicara dalam forum tersebut.
Sebelumnya, Ketua KNPI Aceh Aulia Rahman dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara temuh ramah keluarga besar KNPI Aceh dilaksanakan sebagai ajang silaturahmi pengurus dengan para senior.
Ia meminta masukan dan pandangan dari senior-senior terkait berbagai program yang akan dijalankan KNPI Aceh periode ini.
Baca juga: Ternyata Suami Paling Suka kalau Istri Minta Uang, Tapi Caranya Harus Begini Kata dr Aisah Dahlan
“Masukan dari senior akan kami masukkan dalam rakerda pada akhir tahun nanti,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Aulia juga meminta maaf kepada para senior karena tidak mampu menghadirkan Pj Gubernur Aceh dalam pelantikan KNPI Aceh periode 2023-2026 di Anjong Mon Mata, kompleks Pendopo Gubernur.
Padahal, lanjut Aulia, posisi Pj Gubernur Achmad Marzuki pada malam pelantikan ada di Banda Aceh.
Bahkan, ada di pendopo gubernur yang masih satu kompleks dengan Anjong Mon Mata.