Ia merancang sedemikian rupa, agar hasil pertaniannya bisa menjadi ladang meraup cuan untuk biaya kuliah.
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Sebagai anak lajang, ketika kuliah penampilannya tak kalah perlente dari mahasiswa lain di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Yashafa Aceh Singkil.
Namun saat tidak ada jam belajar dan libur kuliah, menjelma menjadi petani yang rela kotor-kotoran dengan tanah dan pupuk kandang.
Itulah keseharian dari Hot Parningotan Padang, mahasiswa semester V STIP Yashafa.
Sebagai seorang mahasiswa jurusan agribisnis, Hot sapaan akrabnya tak hanya andalkan tenaga dalam bertani.
Ia merancang sedemikian rupa, agar hasil pertaniannya bisa menjadi ladang meraup cuan untuk biaya kuliah.
Pertanian yang digelutinya adalah budidaya tanaman kangkung menggunakan pupuk organik.
Hot menanam kangkung langsung di tanah yang telah dibentuk bedengan.
Tiap bedengan berisi 100 ikat kangkung siap jual.
Baca juga: Kumpulkan Cuan dari Menanam Kangkung dan Bayam, Perempuan Paruh Baya Ini Jadi Inspirasi Tetangga
Setiap satu ikat dijual Rp 1.000 kepada pengepul yang datang langsung ke lokasi pertaniannya di kawasan Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara.
Sayur kangkung hasil budidaya Hot juga jadi buruan kaum ibu.
Selain segar, tanpa pupuk kimia, ibu-ibu bisa merasakan sensasi panen kangkung sendiri.
Agar kaum hawa nyaman beli sayur dengan manen sendiri, Hot menjaga kebersihan areal tanaman kangkungnya dari gulma pengganggu.
Hebatnya, Hot dalam budidaya kangkung hanya keluarkan modal beli bibit.
Pengolahan tanah dikerjakan sendiri.
Sedangkan pupuk berasal dari kandang ayam peliharaan.
"Modal cuman tenaga dan beli bibit," kata Hot, Rabu (30/8/2023).
Baca juga: Ternyata, Ada 6 Khasiat Konsumsi Sayur Kangkung Bagi Kesehatan Tubuh
Satu bungkus bibit kangkung dibeli sekitar Rp 50 ribu.
Setelah ditanam menjadi sekitar 12 bedeng tanaman kangkung.
Proses penanaman kangkung dilakukan berselang satu hari.
Teknik itu bukan tanpa perhitungan, tujuannya agar ketika masuk masa panen bisa dilakukan setiap hari.
Dengan demikian, Hot dari hasil budidaya satu bungkus bibit kangkung bisa meraup Rp 1,2 juta selama 12 hari panen.
Cukup menjanjikan, jika dibanding dengan modalnya yang hanya Rp 50 ribu plus tenaga.
Hot memilih budidaya kangkung, lantaran mudah serta dalam waktu dua pekan sudah bisa dipanen.
Dalam mengolah tanah sebutnya cukup dibuat bedengan dan digemburkan.
Saat penggemburan, tanah dicampur dengan pupuk kandang.
Penanaman biji kangkung dilakukan dengan ditabur di tanah yang sudah digaris lurus.
Setelahnya ditutup pupuk organik, lalu disiram rutin dua kali sehari ketika musim kemarau.
"Kalau musim hujan tak perlu disiram," ujarnya.
Setelah itu tunggu sekitar dua pekan kedepan, kangkung siap dipanen.(*)
Baca juga: Jaga Keberlanjutan Kelapa Sawit, Pemkab Aceh Singkil Godok Dokumen Rencana Aksi Daerah