SERAMBINEWS.COM - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan, dirinya tidak mungkin mengerahkan kekuatan militer hanya demi membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Seperti diketahui, Mark sudah disandera selama hampir delapan bulan oleh KKB.
"Saya tidak mungkin menggunakan tenaga kekuatan militer hanya untuk itu," ujar Yudo saat ditemui di Mabes TNI, Jakarta Timur, Jumat (6/10/2023), dikutip dari Kompas.com.
Yudo mengatakan, jika dirinya melakukan operasi militer untuk membebaskan pilot Susi Air, maka dampaknya akan lebih besar bagi masyarakat Papua.
Oleh karenanya, TNI tetap mengedepankan upaya negosiasi dalam pembebasan ini.
"Kita kedepankan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat untuk itu (negosiasi)," ucapnya.
Sementara itu, TNI akan selalu mengedepankan cara yang cerdas dalam bertindak.
"Kita tetap upayakan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat setempat, bisa melaksanakan negosiasi untuk itu," imbuh Yudo.
Sebelumya, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan mengatakan kondisi pilot Susi Air Philip Mark Merthens dalam keadaan baik walau sudah hampir delapan bulan disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Izak mengatakan, saat ini Philip masih terus dijaga oleh Egianus di dalam hutan yang ada di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
“Sampai sekarang pilot masih di hutan bersama dengan kelompok Egianus Kogoya. Kondisinya masih baik dan dijaga dengan baik, tidak ada masalah,” ujarnya di Jayapura, Kamis (5/10/2023).
Menurut dia, langkah negosiasi masih terus dilakukan walau hingga kini Philip belum juga berhasil dibebaskan.
“Upaya pembebasan terus kita lakukan, tentunya kita lakukan dengan mengedepankan negosiasi,” kata Izak.
Penangkapan Kapten Philip oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya terjadi di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023 lalu.
Sejak saat itu, Egianus sering membawa kapten Philip berkeliling Nduga hingga ke Kabupaten Lanny Jaya, dengan berjalan kaki.
Aparat keamanan hingga kini masih berusaha melakukan negosiasi, meski penyanderaan itu sudah berlangsung hampir 8 bulan.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com
Baca juga: KRONOLOGI Lengkap Anak DPR Aniaya Cewek hingga Tewas, Ditendang dan Pukul Kepala Pakai Botol Tequila
Baca juga: VIRAL Habib Alex Alhamid Disebut Ahlul Kasyaf, Apa Artinya? ini Kata Ustadz Abdul Somad
Baca juga: 5 Anggota KKB Papua Tewas dalam Kontak Tembak dengan Aparat Gabungan, Senjata Api dan Amunisi Disita