OPINI

Sampah Plastik Antara Malapetaka dan Nilai Ekonomi

Editor: Nur Nihayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fikrizal

Oleh:  Fikrizal

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat  Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

 

SAMPAH  plastik menjadi salah satu masalah yang serius di Indonesia dikarenakan sistem daur ulang yang tidak dikelola dengan baik. Sampah plastik yang terus menerus dibuang akan menumpuk dan merusak lingkungan.

Air dan tanah akan tercemar dikarenakan  sampah plastik termasuk dalam sampah anorganik yaitu sampah yang tidak bisa terdaur ulang oleh alam. Salah satu bencana yang paling sering disebabkan oleh sampah plastik ini adalah banjir dikarenakan air yang tidak dapat mengalir semestinya sehingga terjadi luapan di lingkungan sekitar.

Sifat plastik yang tidak mudah terurai, membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai sehingga menjadi masalah lingkungan. Proses pengolahan plastik menimbulkan zat beracun dan berbahaya untuk kesehatan. Plastik mengandung zat yang dapat menimbulkan pertumbuhan sel kanker (karsinogenik).

Hasil Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022  dari 202 kab / kota se Indonesia jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari jumlah tersebut, produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bermerek menyumbang 226 ribu ton dan sebanyak 46 ribu ton AMDK kemasan gelas plastik.

Baca juga: Mahasiswa UNIKI Manfaatkan Sampah Plastik Menjadi Tas, Latih Ibu-ibu Saat KKM

Kesadaran masyarakat dalam pembatasan penggunaan sampah plastik juga masih sangat rendah, sampah rumah tangga paling dominan dengan penghasil sampah plastik yaitu terutama dipasar. Hal ini seolah tidak menjadi permasalahan dalam penggunaan sampah plastik, meskipun ada pasar yang sudah menerapkan pembatasan penggunaannya.

Plastik sekali pakai seperti kantong plastik, gelas, sedotan, botol dan peralatan rumah tangga merupakan bagian yang belum bisa dipisahkan dalam kegunaan kehidupan sehari – hari. Hal ini juga menjadi penyumbang sampah plastik yang terbesar di lingkungan. Masyarakat Indonesia masih sedikit kesadaran untuk penggunaan plastik dalam jumlah besar.

Terbukti banyak sekali sampah plastik yang dibuang secara sembarangan seperti disungai sehingga terbawa arus sungai sampai kelaut. Sampah plastik yang terbawa kelaut menjadi ancaman serius bagi hewan dan tumbuhan yang hidup dilaut.

Baca juga: Aktivis iklim Muda Luncurkan Kampanye Menghilangkan Sampah Plastik di India, Aksinya Sempat Viral

Belum lagi terganggunya ekosistem laut yang sangat membahayakan bahkan bisa mematikan dan merusak pencemaran lingkungan. Terdapat banyak hewan yang terluka dan mati akibat menelan dan tersangkut sampah plastik tersebut. Apabila sampah plastik tidak didaur ulang dengan baik maka ini akan menjadi malapetaka untuk manusia, hewan dan tumbuhan. Dengan demikian, mengatasi sampah plastik tidak saja mengurangi pencemaran lingkungan, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan dan kehidupan.

Nilai Ekonomi Sampah Plastik

Nilai ekonomi sampah plastik masih belum banyak tidak diketahui oleh masyarakat banyak. Ekonomi sirkuler sampah plastik plastik yaitu sebuah proses yang mampu mengubah produk yang tidak terpakai lalu mengembalikannya untuk dapat dipakai kembali dari sampah plastik.

Di berbagai negara, daur ulang sampah plastik sudah mengarah ke sirkuler ekonomi. Sistem sirkuler ekonomi ini memungkinkan sampah plastik didaur ulang hingga menjadi produk baru. Bahkan, konsep ini diklaim dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan.

Sementara di Indonesia,  pengolahan daur ulang sampah plastik masih sangat sedikit dan terbatas. Data dari Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, menjelaskan bahwa tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia masih sangat kecil nilainya hanya 10 persen sedangkan sisanya, sekitar 90 persen sampah plastik belum terdaur ulang. Padahal bila dikelola dengan baik, sampah plastik tersebut memiliki nilai ekonomi.

Halaman
12

Berita Terkini