Putra Pidie Terpilih Jadi Ketua BEM Curtin University, Kampus Terbesar di Australia, Ini Profilnya

Penulis: Yeni Hardika
Editor: Agus Ramadhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bustanul Arifin (31), putra asal Pidie, Aceh terpilih menjadi Postgradute Student Comittee President atau Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Pascasarjana di universitas terbesar di Australia, Curtin University.

SERAMBINEWS.COM, PERTH - Sebuah prestasi kembali diraih oleh salah seorang putra Aceh.

Bustanul Arifin (31), terpilih menjadi Postgradute Student Comittee President atau Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pascasarjana di universitas terbesar di Australia, Curtin University.

Tak hanya sebagai Ketua BEM, pria asal Pidie ini juga terpilih sebagai anggota dewan senat universitas atau University Council, mewakili mahasiswa pascasarjana di kampus yang sama.

Kepada Serambinews.com, Arifin mengatakan, bahwa dirinya terpilih menjadi ketua badan perhimpunan mahasiswa, atau biasa disebut Student Guild di kampus Australia untuk periode 2023-2024.

Pada pemilihan tahunan yang diselenggarakan Curtin University pada 18-21 September 2023 lalu, Arifin berhasil mendapatkan suara mayoritas sebesar 72 persen dari kandidat lawannya mahasiswa asal Australia, Clare Francis.

"Untuk pemilihan BEM ada 2 kandidat dan saya menang 72 persen.," kata Arifin di Perth, negara bagian Western Australia saat dihubungi Serambinews.com, Senin (16/10/2023).

Sementara pada pemilihan University Council, dirinya berhasil meraih sebanyak 61,5 persen suara dari rivalnya , mahasiswa asal Ghana, Samuel Oppong.

Baca juga: Putra Aceh Jaya Pimpin HMI Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry

"Yang University Council ada 2 kandidat juga. Kandidat lawan saya berbeda orang. Saya menang 61,5 persen," sebut Arifin.

Arifin menjelaskan, University Council merupakan governing body atau dewan senat tertingi di universitas Australia.

Di negara lain, organisasi ini juga dikenal dengan board of trustees.

Pada organisasi ini, Arifin menjadi salah satu dari total 15 dewan senat Curtin University yang berisikan Chancellor, Vice-Chancellor, Pro Vice-Chancellor, Direktur dan Petinggi Universitas, serta perwakilan alumi dan staff.

"(Tugasnya) membantu perumusan dan pengembangan program dan strategi manajemen universitas. Dan memastikan terlaksananya good governance dalam pengelolaan universitas," terang Arifin.

Sebagai Presiden BEM periode 2023–2024, Arifin nantinya akan banyak bertugas membantu meningkatkan kualitas dan fasilitas program akademik dan non-akademik dari universitas terhadap mahasiswa.

Disamping itu, ia juga akan menyuarakan aspirasi mahasiswa ke pihak manajemen universitas.

"Jadi di kampus Australia ketua BEM di bagi 2, satu ketua BEM dari anak S1 yang tugasnya akan lebih banyak fokus ke anak S1-nya. Satu lagi ketua BEM dari anak postgraduate/pascasarjana yang tugasnya akan banyak menghandle mahasiswa S2, S3 dan mahasiswa riset di kampus," tambahnya.

Sebagai informasi, Curtin University merupakan kampus terbesar di negara bagian Western Australia.

Baca juga: Mualem Tunjuk Tarmizi SP Sebagai Ketua Partai Aceh Aceh Barat

Universitas ini memiliki mahasiswa dengan jumlah total lebih dari 50.000 orang.

Jumlah tersebut merupakan jumlah mahasiswa yang tergabung dari cabang universitas di beberapa negara, seperti di Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Mauritius, maka

Sementara di kampus yang berada di Perth, jumlah mahasiswanya mencapai lebih dari 36.000 orang.

Bustanul Arifin sendiri merupakan mahasiswa Curtin University di Kampus Perth yang sedang menempuh pendidikan doktoral di jurusan International Relations atau Hubungan Internasional.

Ia merupakan penerima program Beasiswa Pendidikan Indonesia dari Kemendikbudristek yang juga di danai oleh LPDP.

Tak hanya di Curtin University, segudang prestasi juga ditorehkan Arifin ketika ia menimba ilmu pada program pendidikan sebelumnya.

Pria kelahiran Lampoh Lada, Pidie 27 Februari 1992 ini berhasil meraih beasiswa untuk pendidikan master dan sarjana.

Setelah menyelesaikan pendidikan SD, SMP dan SMK di Sigli, pada 2009 Arifin mendapat kesempatan untuk menyelesaikan program sarjana di perguruan tinggi swasta bertaraf internasional, President University, Bekasi, Jawa Barat.

Mengambil jurusan Hubungan International, anak kedua dari pasangan Sabirin (alm) dan Sakdiah ini berhasil menyelesaikan pendidikannya pada 2013 dan meraih penghargaan sebagai lulusan tercepat dari Jurusannya.

Selama empat tahun menempuh pendidikan di Universitas Presiden, Arifin juga terpilih menjadi Duta Mahasiswa President University untuk dua periode.

Usai meraih gelar Bachelor of Arts (BA) atau sarjana, pada 2015 Arifin melanjutkan pendidikannya di Leeds Beckett University, United Kingdom.

Di universitas negeri yang terletak di Leeds, Yorkshire, Inggris tersebut, Arifin mengambil program master dengan jurusan yang sama, yakni Hubungan Internasional.

Baca juga: Profil dan Instagram Nezar Patria, Putra Aceh yang Jadi Wakil Menteri Kominfo Kabinet Indonesia Maju

Ia juga berhasil menyelesaikan program pendidikan tersebut dengan durasi satu tahun melalui jalur beasiswa.

Selama menimba ilmu di kedua kampus berbeda negara itu, Arifin juga aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan.

Baik itu organisasi kampus maupun organisasi perkumpulan mahasiswa dari negara dan daerah asalnya.

Bahkan di kampusnya saat ini (Curtin University), Arifin juga menjadi Presiden dari organisasi mahasiswa Muslim Indonesia, atau yang dikenal dengan Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA).

Berhenti bekerja untuk lanjutkan pendidikan

Saat ini, Arifin diketahui sedang fokus menyelesaikan program Doctor of Philosophy (Phd) atau S3 di Curtin University, Perth.

Sebelum memutuskan menimba ilmu di kampus terbesar di wilayah barat Australia itu, Arifin, Arifin memiliki pekerjaan di Indonesia.

Kepada Serambinews.com, pria ini menceritakan, sebelum berangkat ke Australia pada 2023, dirinya telah mengakhiri kontrak kerja sebagai Executive Consultant.

Pada waktu bersamaan, ia juga bekerja sebagai dosen jurusan Hubungan Internasional.

"Terakhir sebelum kesini sebagai Executive konsultan dan juga dosen jurusan Hubungan Internasional di Universitas Paramadina. Tapi sebelumnya lama dosen HI di President University selama 6 tahun, tempat saya S1," ungkap pria berusia 31 tahun itu.

Ia mengatakan, bahwa sebenarnya keinginannya untuk melanjutkan pendidikan sudah terbesit sejak lama.

Namun keinginan itu terpaksa harus ditahan lantaran kondisi Pandemi Covid-19.

Baca juga: Putra Aceh Kombes Pol Anissullah Terima Penghargaan Bintang Bhayangkara Nararya dari Presiden RI

"Sejak beberapa tahun lalu sebelum Covid, saya sudah kepikiran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Doktoral. Namun karena covid maka rencaan studi tertunda," cerita Arifin.

"Di awal tahun 2022 saya mencoba melamar beasiswa, dan Alhamdulillah lolos beasiswa S3 dari program kerjasama Kemendikbudristek bersama LPDP," sambungnya.

Pada saat itu, Arifin sebenarnya lolos di dua universitas.

Tak hanya di universitas luar negeri, pria asal Lampoh Lada, Kecamatan Pidie ini juga lulus di universitas dalam negeri.

"Disaat bersamaan saya juga lulus beasiswa S3 di dalam negeri dari Universitas Islam Internasional Indonesia dengan pendanaan juga berasal dari LPDP. Namun saya memilih ke Asutralia," ungkap Arifin.

Setelah dinyatakan lulus, pada pertengahan 2022, Arifin pun sudah mulai mempersipkan diri untuk keberangkatannya dengan mengurus visa dan lainnya.

Pada akhir 2022, Arifin pun memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Jakarta dan kemudian berangkat melanjutkan studi S3-nya di Australia.

Saat ini, ia pun berfokus untuk menyelesaikan pendidikan doktoralnya.

Arifin menambahkan, setelah lulus ia berencana kembali ke Indonesia.

Ia mengaku telah tinggal di beberapa negara, namun menurutnya tak ada tempat ternyaman dan menyenangkan selain Tanah Air.

Disamping itu, ia juga mengaku ingin berkontribusi dan membangun negara tercinta Indonesia.

"Saya ingin dapat berkontribusi untuk daerah dan negara kelahiran saya. Ingin menjadi bagian dari policy maker dan perubahan di Indonesia. Khususnya dalam bidang pembangunan, ekonomi dan pendidikan," pungkas Arifin.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkini