SERAMBINEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para menteri luar negeri Arab di Yordania sehari setelah pembicaraan di Israel dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang bersikeras tidak akan ada gencatan senjata sementara sampai semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan negara-negara Arab menginginkan gencatan senjata segera, dan mengatakan “seluruh wilayah sedang tenggelam dalam lautan kebencian yang akan menentukan generasi mendatang.”
Baca juga: Menteri Israel Saran Jatuhkan Bom Nuklir di Jalur Gaza
Namun Blinken mengatakan, “kami berpandangan saat ini bahwa gencatan senjata hanya akan membuat Hamas tetap bertahan, mampu berkumpul kembali dan mengulangi apa yang dilakukannya pada 7 Oktober.”
Dia mengatakan jeda kemanusiaan bisa menjadi hal yang penting dalam melindungi warga sipil, mendapatkan bantuan dan mengeluarkan warga asing, sambil tetap memungkinkan Israel mencapai tujuannya, mengalahkan Hamas
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan kepada wartawan di Beirut bahwa Blinken “harus menghentikan agresi dan tidak memunculkan ide-ide yang tidak dapat dilaksanakan.”
Juru bicara sayap militer Hamas, yang biasa dipanggil Abu Obeida itu mengatakan dalam pidatonya bahwa para pejuang telah menghancurkan 24 kendaraan Israel dan menimbulkan korban jiwa dalam dua hari terakhir.
Dalam perkembangan lain para pejabat Mesir mengatakan mereka dan Qatar mengusulkan jeda kemanusiaan selama enam hingga 12 jam setiap hari untuk memungkinkan bantuan masuk dan korban dapat dievakuasi.
Mereka juga meminta Israel untuk membebaskan sejumlah tahanan perempuan dan lanjut usia dengan imbalan sandera yang ditahan oleh Hamas, saran yang sepertinya tidak akan diterima oleh Israel.
Mereka berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang memberi penjelasan kepada pers mengenai diskusi tersebut.
Israel telah berulang kali menuntut agar 1,1 juta penduduk Gaza utara pergi ke selatan, dan pada hari Sabtu Israel menawarkan waktu tiga jam bagi penduduk untuk melakukan hal tersebut.
Namun, seorang jurnalis AP di jalan tidak melihat ada orang yang datang.
Kepala kantor media pemerintah di Gaza, Salama Maarouf, mengatakan tidak ada yang pergi ke selatan karena militer Israel telah merusak jalan tersebut.
Namun Israel menegaskan bahwa Hamas “mengeksploitasi” keaempatan tersebut untuk bergerak ke selatan dan menyerang pasukannya.
Belum ada komentar langsung dari Hamas mengenai klaim tersebut, sehingga tidak mungkin untuk diverifikasi.
Beberapa warga Palestina mengatakan mereka tidak melarikan diri karena takut akan pemboman Israel.
“Kami tidak mempercayai mereka,” kata Mohamed Abed, yang mengungsi bersama istri dan anak-anaknya di halaman rumah sakit Shifa, salah satu dari ribuan warga Palestina yang mencari keselamatan di pusat-pusat kesehatan di wilayah utara.(*)