SERAMBINEWS.COM - Tetangga sebut tak mirip anaknya, sang ayah tes DNA putranya dan hasilnya bikin perih hati.
Kisah pria berinisial TG (27) asal China ini begitu tragis.
Berawal dari celotehan tetangga, rumah tangga TG hancur berkeping-keping setelah mengetahui fakta yang sebenarnya usai tes DNA sang anak.
Dilansir dari Eva.vn pada Senin (6/11/2023), awalnya TG menikah dengan wanita berinisial DK (24).
Baca juga: Dramatis! Anak Angkat Pacaran sama Anak Kandung yang Hilang Waktu Kecil, Ketahuan Pas Tes DNA
Baca juga: Anaknya Mirip Rekan Kerja Istri, Sang Suami Curiga dan Tes DNA, Hasilnya Bikin Kaget Sekeluarga
Keduanya menikah karena kencan buta dan TG dipaksa segera berkeluarga oleh sang orang tua.
Orang tuanya ingin segera memiliki cucu, sehingga mereka meminta seseorang untuk menjadi mak comblang bagi sang putra.
Tak tahan dengan tekanan keluarga, TG akhirnya memutuskan untuk mengikuti apa yang jadi keinginan ibunya.
Kenal hanya dalam waktu tiga bulan, TG dan DK memutuskan untuk menikah.
Pria tersebut sebenarnya tahu kalau sang istri bermasalah, sebab saat baru menikah pun dia masih mengobrol dengan pria lain siang dan malam, bahkan terkadang pergi ke hotel.
Hal ini membuat TG sangat menderita, namun karena ibunya yang penuh harapan menganggap DK masih muda dan belum berpengalaman, ia yakin sang istri akan berubah seiring perjalanan setelah menikah.
Namun tak disangka, setelah menikah DK malah menjadi semakin kejam. Dia menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk pergi ke bar dan klub malam, terkadang hingga pagi.
Sebenarnya TG sangat marah pada istrinya. Namun setelahnya punya anak, saat melihat putranya yang menggemaskan, amarah sang suami mereda.
Untuk menjaga kebahagiaan keluarga, dia dengan sabar menanggung istrinya.
Baca juga: Panik! Tes DNA Putra Kedua Hasilnya Bukan Anak Kandung, Ternyata Ulah si Dokter
Baca juga: Israel Berambisi Tumpaskan Hamas, Eks-Militer AS Malah Sebut Tentara IDF Cuma Bocah Wajib Militer
Prahara Terjadi
Keluarga mereka mulai tidak baik-baik saja usai suatu waktu ia menggendong putranya yang berusia dua tahun, duduk di pinggir jalan sambil mengobrol dengan tetangga.
Melihat anak laki-laki yang tampan dan menggemaskan ini, semua orang menyukainya.
"Anakmu tampan sekali, rahasianya apa," tanya salah seorang tetangga.
"Menurutmu dia mirip siapa?" tanya balik TG.
Tetangga tersebut dengan cermat mengamati bayi TG dan kemudian dengan santai berkomentar memberikan pendapatnya.
"Saya tidak tahu. Matanya sangat besar, gelap dan terlihat sangat menggemaskan. Dia mempunyai kelopak mata tunggal," ungkap si tetangga.
"Jadi, bayinya seharusnya lebih mirip ibunya, tapi mata ibunya tidak terlalu besar. Aku tidak tahu lagi mirip siapa dia," tambahnya.
Baca juga: Umat Muslim Perlu Tahu, Ini Waktu Tepat Baca Alfatihah Ketika Shalat Berjamaah, Simak Penjelasan UAS
Pembicaranya tidak disengaja, namun langsung menjadi pikiran bagi TG. Pernyataan ini menimbulkan kecurigaan di hatinya.
Meski demikian, ia tetap berusaha memaksakan senyum di depan tetangganya.
"Mungkin karena masih muda, jadi agak sulit menilai dia mirip siapa. Saya yakin ketika besar nanti akan terlihat sangat mirip dengan saya sebagai orang tua," ucap TG meyakinkan.
Setelah kembali ke rumah, dia kembali memperhatikan kelopak mata ganda putranya dan merasa semakin tidak nyaman.
Dia mengambil foto keluarga ketiga orang tersebut, dengan cermat membandingkannya.
Perlahan-lahan muncul di benaknya yakni tes DNA untuk memeriksa siapa ayah anak tersebut.
Keesokan harinya, ketika sang istri tidak ada di rumah, dia pergi membawa putranya untuk tes DNA.
Alhasil, sesuai dugaannya, anak laki-laki itu bukanlah anak kandungnya.
Sebelumnya TG sudah sangat sabar menoleransi istrinya, demi anak dan keuntuhan keluarganya.
Namun setelah mengetahui bahwa anak laki-laki yang ia rawat dengan susah payah selama dua tahun terakhir ini bukanlah anak kandungnya, amarah TG seketika meledak.
"Kamu adalah istriku tetapi anak itu bukan darah dagingku. Apakah betul seperti itu," tanya TG sambil menunjukkan hasil tes DNA ke istrinya.
"Apakah aku telah melakukan kesalahan padamu sehingga kamu tega memperlakukanku seperti itu," tambahnya.
Ketika dia mengetahui bahwa putranya bukan darah suaminya, wanita tersebut malah lebih marah daripada suaminya.
"Kamu diam-diam memeriksa garis keturunanku di belakangku? Kamu tidak percaya padaku," tanya DK ke suaminya.
"Jika kamu tidak percaya padaku, kamu seharusnya mengatakannya lebih awal dan lebih baik jangan menikah. Apa sih yang kamu lakukan," sambungnya.
TG begitu kaget, dia tidak menyangka istrinya berperilaku seperti itu.
Sambil gemetar karena marah, dia masih mencoba bertanya kepada istrinya tentang putranya, namun jawaban sang istri bahkan lebih mengejutkan lagi.
"Mana aku tahu anak ini bukan anakmu," kata DK dingin.
Karena tidak sanggup lagi berbicara dengan istrinya, TG mengundang kedua belah pihak orang tuanya untuk membicarakan hal ini.
Namun apa yang dikatakan ibu mertuanya semakin mengejutkannya.
"Kamu diam-diam melakukan tes DNA, kami tidak hadir jadi kami tidak mengakui hasilnya," kata ibu mertua TG.
"Tahukah kami kalau kamu memalsukannya," sambungnya.
Ketika TG menyarankan untuk melakukan tes DNA kembali, keluarga istrinya menolak.
"Sayang sekali. Kalau memang harus bercerai, kenapa dipermasalahkan," ucap ayah mertuanya.
TG menyetujui usulan tersebut, sekaligus meminta istrinya membayar kompensasi berupa sejumlah uang karena dia telah mencurahkan begitu banyak tenaga dan materi untuk anak tersebut selama dua tahun terakhir.
Meski demikian keluarga DK langsung menolak.
"Ternyata kamu melakukan ini demi uang, pergi ke pengadilan," teriak ayah mertuanya dengan keras.
Melihat orang tuanya mendukungnya, DK juga ikut meninggikan suaranya kepada sang suami sambil mengkritiknya tanpa ampun.
Kedua belah pihak saling adu mulut yang membuat rumah tidak tenang, lalu harus meminta sekretaris desa untuk datang dan menengahi.
Di hadapan semua orang, DK tetap menolak mengakui kesalahannya dan menuduh suaminya menikahinya hanya demi uang.
Mendengar hal tersebut, para tetangga tidak tinggal diam dan angkat bicara membela TG.
Setelah bertengkar sengit, kedua pihak akhirnya bercerai secara damai.
DK harus memberi kompensasi kepada Truong Gioi 40.800 yuan atau setara Rp 87,6 juta.
Kemudian rumah yang dibeli TG masih tetap menjadi miliknya dan ia tidak wajib mengirimkan uang tunjangan karena anak tersebut bukan darah dagingnya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS