Jurnalisme Warga

Teungku Bantaqiah dalam Kenangan yang Pahit

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SITI RAFIDHAH HANUM, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik UBBG  Banda Aceh, serta novelis, melaporkan dari Lut Tawar, Takengon, Aceh Tengah

Peristiwa itu terjadi 23 tahun  lalu, tetapi lukanya masih terasa nyeri hingga kini. Kita rekam di ingatan dalam kenangan yang pahit. Pesantren yang seharusnya menjadi ladang ilmu agama malah menjadi tempat eksekusi. Pemerintah Aceh diharapkan dapat menjaga kebersihan serta kerapian makam massal santri Teungku Bantaqiah sebagai bentuk tanggung jawab penghormatan kepada para syuhada.

Selain itu, keaslian pesantren yang masih dapat dilihat hingga saat ini patut dijaga. Dengan begitu, setiap peziarah dapat melihat sendiri bagaimana rupa tempat yang pernah menjadi saksi bisu pertumpahan darah orang-orang yang tak pernah terbukti bersalah tersebut.  

Berita Terkini