Keamanan Laut
Dalam kesempatan terpisah, kepada Serambinews.com, Nasir Djamil juga menyinggung lemahnya pengamanan laut Indonesia.
Menurutnya ada sesuatu yang ganjil, sehingga para pengungsi Rohingya itu tidak terdeteksi saat memasuki perairan Aceh.
“Apakah ini pembiaran atau nggak mampu membendung. Atau juga dibiarkan masuk dengan alasan kemanusiaan,” pungkasnya.
Baca juga: VIDEO Agus Subiyanto Resmi Dilantik Sebagai Panglima TNI di Istana Negara
Baca juga: Waspadai, Gejala Diabetes pada Anak yang Sering Tak Disadari Orang Tua
Baca juga: 3 Bulan Tak Gajian, Petugas Kebersihan Buang 20 Ton Sampah ke Kantor Bupati
Seperti diketahui, dalam satu minggu sudah ada empat gelombang pengungsi Rohingya yang masuk ke Aceh.
Gelombang pertama masuk pada Selasa (14/11/2023) di pesisir pantal Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, sebanyak 200 orang, enam di antaranya melarikan diri.
Kemudian pada Rabu (15/11/2023), sebanyak 147 orang mendarat di kawasan pantal Beurandeh, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie.
Lalu pada Minggu (19/11/2023), sebanyak 495 orang masuk melalui Kabupaten Pidie, Bireuen, dan Aceh Timur.
Terakhir, sebanyak 200 orang mendarat di Sabang pada Selasa (21/11/2023). Ini merupakan kali pertama imigran Rohingya masuk Indonesia melalui Sabang.(*)