Setelah itu pihak Portugis menyerahkan hadiah sangat banyak dan meminta agar diberikan Kuta Leubok dan Kuta Inong BaleeĀ benteng terkuat di Aceh.
Sultan Sayyidil Mukammil menolak mentah-mentah permintaan Portugis, dan mengatakan bahwa Kuta Leubok dan Kuta Inong Balee yang dijaga Laksamana Keumalahayati adalah benteng yang menjaga Kuala Aceh, utusan Portugis yang bernama Dong Dawis dan Dong Tumis kemudian kembali dengan tangan hampa dan malu.
Kuala Aceh yang dijaga Laksamana Keumalahayati adalah kuala Aceh yang sekarang terdapat di Gampong Pande Bandar Aceh Darussalam.
Kawasan ini adalah pelabuhan besar yang sangat ramai dan termahsyur didunia, merupakan pusat kapal masuk ke ibukota, dimana berdiri Istana Kuta Farushah Pindi Gampong Pande.
Kawasan Kuta Farushah Pindi sebagai Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam di Gampong Pande kini juga sedang diusulkan kepada UNESCO, agar ditetapkan sebagai Kota Tua Warisan Dunia, setelah Hikayat Aceh Sultan Iskandar Muda dan Hari Lahir Laksamana Keumalahayati. (*)