"Kalau kami bilang tidak, tidak," ucap Jali, Warga Lamreh dengan nada keras.
"Tidak ada musyawarah, lanjut aja terus," sambung warga lainnya.
Sementara Sekretaris Desa (Sekdes) Lamreh, Hasmadi Khadafi, memberikan waktu hingga pukul 16.00 WIB sore pengungsi Rohingya berada di desanya.
"Lewat dari situ, kita usir paksa," kata Khadafi.
Sikap UNHCR
Sementara Kepala Kantor UNHCR Indonesia, Ann Mayman melalui Protection Associate Faisal Rahman mengatakan, pihaknya hanya bisa menjamin makan dan kebutuhan para pengungsi.
Sementara mengenai tempat dan langkah penampungan selanjut, UNHCR menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah.
"Kita tetap menunggu petunjuk dari pemerintah, kita tak punya kuasa soal tempat, kita hanya ikut saja," kata Faisal.
Sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar, namun hingga sore belum ada keputusan yang bulat.
Perwakilan UNHCR Aceh itu juga sudah memberikan tawaran solusi penampungan, seperti di lokasi Bumi Perkemahan Pramuka (Sout Camp) Saree, Aceh Besar.
Kemudian penampungan sementara Blang Ado Aceh Utara serta Balai Latihan Kerja (BLK) Lhokseumawe.
"Intinya UNHCR menunggu arahan pemerintah daerah," pungkasnya.
Imigran Rohingya Kembali Mendarat di Aceh, Kali Ini di Aceh Besar, Sudah 9 Gelombang Sejak November
Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, imigran Rohingya kembali mendarat di Aceh.
Kali ini 135 orang di Pantai Blang Ulam, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Minggu (10/12/2023) sekitar pukul 08.30 WIB.