Jokowi Sebut Kenaikan Harga Beras Indonesia Tak Setinggi di Negara Lain

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai meninjau Pasar Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

SERAMBINEWS.COM, PURWOREJO - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, meskipun ada kenaikan harga beras di Indonesia, namun kenaikannya tidak sedrastis di negara-negara lain.

Namun, ia tak menyebutkan negara-negara yang dimaksud dan persentase kenaikan harga berasnya. 

Menurutnya yang terjadi saat ini yakni dunia mengalami keguncangan harga beras.

“Ada perubahan iklim, ada super El Nino, kemudian 22 negara stop tidak mengekspor berasnya, sehingga terjadi keguncangan harga beras, harga pangan di dunia," ujar Jokowi di Purworejo, Jawa Tengah pada Selasa (2/1/2024) sebagaimana dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden.

"Semua, semua negara mengalami tetapi negara kita kenaikannya tidak sedrastis negara-negara lain,” tuturnya.

Jokowi memastikan stok cadangan beras tetap aman, sehingga stabilitas harga tetap terkendali meskipun musim panen mengalami kemunduran akibat fenomena El Nino. 

Kepala Negara menyebutkan, stok beras di Bulog hingga akhir 2023 sebesar 1,4 juta ton.

“Kita bisa mengendalikan karena stok Bulog saat ini juga sangat baik akhir tahun kemarin masih di angka 1,4 juta ton dan ini akan masuk lagi untuk cadangan strategis agar betul-betul kita aman, karena memang panennya nanti akan mundur sedikit,” kata Jokowi usai meninjau Pasar Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

"Ada perubahan iklim, ada super El Nino, kemudian 22 negara stop tidak mengekspor berasnya, sehingga terjadi keguncangan harga beras, harga pangan di dunia. Semua, semua negara mengalami tetapi negara kita kenaikannya tidak sedrastis negara-negara lain,” tambahnya.

Baca juga: Dukung Selama Dua Periode, Lem Faisal Minta Presiden Jokowi Selesaikan Kasus Rohingya di Aceh

 
Meski menurut Jokowi kenaikan harga beras di Indonesia tak setinggi di negara-negara lain, faktanya kenaikan harga beras menjadi penyumbang utama inflasi pada 2023. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan 2023 sebesar 2,61 persen dan komoditas penyumbang utamanya adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,53 persen.

Dalam kesempatan berbeda, Presiden Jokowi mengapresiasi peran para petani dalam meningkatkan produksi jagung sehingga nilai impor jagung nasional menurun. 

Kepala Negara menargetkan hal tersebut juga berlaku pada komoditas padi, sehingga angka produksi terus bertambah dan cadangan strategis beras pemerintah dapat diamankan.

 
“Saya harus menyampaikan acungan jempol untuk para petani yang menanam jagung sehingga yang padinya ini juga harus dikejar agar tidak impor. Tetapi ini saya tahu perlu tahapan. Mungkin tanam tahun ini yang pertama mungkin belum, tapi yang kedua moga-moga sudah mencapai lagi (produksi beras),” tuturnya saat menghadiri acara pembinaan petani se-Provinsi Jawa Tengah di GOR Satria Kota Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

Guna mendukung hal tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan, pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia menyiapkan 1,7 juta ton pupuk bagi para petani.

Pupuk tersebut akan dibagi menjadi dua jenis yaitu pupuk bersubsidi dan nonsubsidi. 

“Yang bersubsidi itu 1,2 juta ton, yang tidak bersubsidi 500 ribu ton. Inilah yang kita harapkan agar yang namanya pupuk sudah tidak bermasalah,” lanjutnya.

 
Di sisi lain, kata Jokowi, pemerintah terus berupaya untuk menyiapkan tambahan anggaran subsidi pupuk pada 2024. 

“Kita ini dari Menteri Pertanian sudah mengajukan, dari Kementerian Keuangan nanti juga akan mendorong agar segera itu bisa direalisasikan,” tambahnya.

Baca juga: Daftar Bansos yang Cair Januari 2024, Ada PKH Rp 750 Ribu hingga Bantuan Beras

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan harga beras, jagung, dan gula masih akan terus tinggi.

Untuk itu, lanjut Arief, pemerintah telah memiliki upaya untuk mengendalikan harga-harga tersebut.

Untuk beras, pengendalian harganya dilakukan dengan pengadaan importasi.

Pihaknya menugaskan Perum Bulog melakukan impor 3,5 juta ton untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Selain itu, pemerintah juga mendorong produksi beras dengan percepatan tanam padi di sejumlah daerah.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sebelumnya mengatakan, Presiden Jokowi telah memutuskan untuk mengalokasikan impor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2024.

Penambahan impor beras tersebut dilakukan mengingat program bantuan beras pemerintah yang masih dilanjutkan pada 2024.

Baca juga: Kisah Mertua Usia 78 Tahun Divonis Penjara, Dilapor Menantu Gegara Cincin Kawin

Baca juga: Nenek 83 Tahun Tewas di Rumahnya Situbondo, Diduga Dibunuh Suami, Kematian Korban Direkayasa

Baca juga: Ini Prediksi Cuaca Sebagian Aceh Hingga Tiga Hari Kedepan 

Kompas.tv: Jokowi Sebut Kenaikan Harga Beras Tak Setinggi di Negara Lain, tapi Jadi Penyumbang Inflasi 2023

Berita Terkini