SERAMBINEWS.COM, SYDNEY - Seorang istri ngotot ingin punya anak lagi dari suaminya yang sudah meninggal.
Agar keinginan punya anak lagi terwujud, sang istri meminta izin mengambil sperma suaminya yang sudah meninggal.
Bukan tanpa alasan wanita yang sudah lansia itu ingin punyak anak lagi, sebab dua anaknya juga telah meninggal dunia.
Kasus ini menimpa seorang perempuan Australia yang berusia 62 tahun.
Dia diizinkan mengambil sperma suaminya yang sudah meninggal, setelah pengadilan mengabulkan permintaan untuk melakukannya.
Perempuan tersebut meyakinkan hakim bahwa dia dan suaminya memang berencana memiliki anak lagi sebelum sang suami meninggal.
Pasutri itu awalnya memiliki dua anak tetapi putra sulung mereka yang berusia 31 tahun tewas kecelakaan mobil pada 2019, dan enam tahun sebelumnya putrinya yang berumur 29 tahun tenggelam saat memancing.
Peristiwa traumatis ini membuat mereka mencaritahu apakah sperma dari sang suami yang saat itu berumur 61 tahun dapat digunakan ke ibu pengganti.
Namun, belum sempat rencana itu terwujud, suami meninggal pada 17 Desember 2023 dan sang istri--tidak disebutkan namanya karena alasan hukum--meminta pihak rumah sakit mengambil spermanya.
Baca juga: Oknum Polisi di NTB Perkosa Mahasiswi di Kosan, Brigadir TO Ditahan Propam, Bekas Sperma Jadi Bukti
Pihak rumah sakit meminta dokumen hukum untuk melakukannya, sehingga perempuan itu mengajukan permintaaan ke Mahkamah Agung Australia Barat.
Menurut para peneliti, sperma laki-laki yang meninggal idealnya diambil dalam 1-2 hari setelah kematian.
Wamil Rusia yang Diterjunkan dalam Perang Ukraina Dapat Fasilitas Pembekuan Sperma Gratis
Hakim Fiona Seaward mengizinkan sperma suami tadi diambil dan disimpan tetapi perlu surat pengadilan terpisah untuk menggunakannya dalam pembuahan.
Dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (3/1/2024), perintah pengadilan dibuat tanggal 21 Desember 2023 tetapi baru dirilis ke publik belakangan ini.
Meski tidak biasa, di Australia pernah beberapa kali terjadi sperma diambil dari suami/istri yang sudah meninggal.
Pada Juni 2023 contohnya, seorang perempuan Australia diizinkan mengambil sperma dari suaminya yang berusia 29 tahun yang meninggal setelah arterinya tergores kaca jendela yang pecah.
Kisah Wanita Hamil dari Sperma Orang Meninggal, Bayi Lahir Sehat
Hari Minggu itu, kota Gold Coast di Queensland, Australia cerah, dan lautanya sangat jernih. Pria Australia Chumpy Pullin sedang menghabiskan waktu dengan pasangannya, Ellidy.
"Saya pergi menangkap ikan dulu untuk makan malam nanti," kata Chumpy kepada pasangannya.
Sang atlet tersebut langsung mengenakan baju renang lalu bergegas mengarungi Samudera Pasifik.
Menjelang siang, saat Chumpy masih di laut, Ellidy merasakan rasa sakit di dadanya yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Jantungnya seperti dikoyak-koyak.
Tidak lama setelahnya, seorang tetangga memberitahu ada jenazah yang baru saja ditarik dari laut. Ia bertanya pada Ellidy: Bukannya Chumpy sedang di laut?
Ellidy menepis pemikiran tersebut. Chumpy pasti yang menolong orang itu, kalau pun ada apa-apa, pikirnya.
Namun 10 menit kemudian, ia baru menyadari yang terjadi. Tanpa perlu diberitahu.
Ia sadar bahwa Chumpy, pasangannya selama delapan tahun terakhir, sudah meninggal dunia.
Hari itu, di tengah kegilaan dan rasa terkejut yang bercampur duka, ia berpikir sekilas: Bagaimana kalau saya hamil?
"Saya berusaha menormalisasi duka"
Ellidy tidak hamil, tetapi 15 bulan setelah Chumpy meninggal, ia melahirkan anak mereka berdua.
Minnie Alex Pullin yang lahir pada Oktober 2021 berhasil menjadi janin melalui teknologi IVF atau bayi tabung, menggunakan sperma yang diambil dari jasad Chumpy beberapa jam setelah ia meninggal.
Ellidy menerbitkan buku berjudul Heartstrong tentang pengalamannya menghadapi kesedihan, menjadi seorang janda muda dan "kejutan" kelahiran anak perempuannya.
"Saya berusaha menormalisasi duka," katanya.
"Saya berusaha menormalisasi merayakan seseorang yang sudah meninggal dunia, bukan berpura-pura tidak memikirkan mereka."
Dengan berbagi cerita, Ellidy berharap perempuan lain yang kehilangan pasangannya karena kecelakaan atau sakit parah masih memiliki kesempatan untuk memiliki anak mereka.
Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, mereka bisa menanyakan kemungkinan pengambilan sperma.
"Saya yakin akan apa yang sudah saya lakukan, dan saya bangga dan bahagia melakukannya," katanya.
"Hal ini telah mengubah hidup saya. Hidup kami semua. Dan (Chumpy) pastinya sangat senang."
Baca juga: Beli Sperma dari Aplikasi, Ibu Ini Lahirkan Bayi Online
Chumpy dan Ellidy memang sudah berencana untuk membangun rumah tangga bersama.
"Hidup kami sudah mengarah kepada pemikiran tentang punya rumah, anjing dan rencana besar lainnya," kata Ellidy.
"Kami sudah merencanakan banyak hal."
Sayangnya, Chumpy meninggal dunia di usia 32 tahun.
"Kadang rasa terkejut itu lebih baik dari perasaan yang muncul setelah rasa itu hilang," katanya.
Karena kegiatan paling sederhana pun tidak bisa dilakukan tanpa dihantui perasaan bersalah dan realita.
"Saya berpikir, mengapa saya ada di kafe mengobrol dengan teman? Pasangan saya baru meninggal dua minggu lalu," ujarnya.
"Saya bertanya pada diri sendiri, seharusnya saya tidak melakukan aktivitas normal, kan?"
Ellidy menunggu enam bulan sebelum mencoba teknologi IVF dengan sperma Chumpy.
"Suatu hari saya bangun dan berpikir, 'Saya siap. Saya harus mencobanya'."
"Keputusan yang gila dan aneh"
Sebelum pasangannya meninggal, Ellidy tidak pernah mendengar tentang pengambilan sperma dari orang yang meninggal.
Di sebuah siang, ia sedang duduk di dek belakang rumah, dengan kepala tertunduk, sambil mendalami perasaan campur aduk: kehilangan, duka dan rasa tidak percaya.
Kemudian saudara laki-lakinya menyadarkannya: ia harus segera membuat keputusan.
Teman dan keluarga Ellidy melihat pengambilan sperma Chumpy sebagai sebuah pilihan. Tapi hanya tersisa beberapa jam bagi Ellidy untuk memutuskan.
"Saudara saya bertanya seolah ini adalah hal yang perlu tindakan cepat, dan saya hanya bilang, 'Iya, terserah. Saya bahkan tidak tahu kamu ngomong apa.'"
Ahli bedah di Gold Coast, Andrew Davidson lalu melakukan prosedur tersebut. Ia segera mengambil dan membekukan sperma Chumpy.
Enam bulan kemudian, Ellidy mencoba prosedur bayi tabung. Tahap kedua berhasil dan sembilan bulan kemudian, Minnie lahir dengan sehat.
Namun pengambilan sperma orang yang sudah meninggal tidak terlepas dari isu moral, etik, dan agama.
Ellidy mengatakan sempat diserang secara online karena mengambil keputusan ini.
"Saya tahu apa yang Chumpy inginkan jadi saya tidak peduli orang mau bilang apa," katanya.
"Saya hanya mencoba meneruskan apa yang kami ingin lakukan."
Ia selalu menguatkan dan mengajarkan mereka untuk sabar. Anda akan merasa lebih baik, katanya kepada mereka.
"Saya sendiri benci mendengar saran ini tapi kenyataannya segala sesuatu bisa membaik," katanya.
"Duka itu hadir bagaikan gelombang, yang perlahan surut dan semakin surut.
"Kadang gelombangnya besar dan rasanya mungkin Anda tidak dapat melaluinya, tapi Anda akan melaluinya."
Baca juga: Hamas Rilis Video Tentara Israel yang Terbunuh dan Ditawan di Gaza
Baca juga: Oknum Anggota TNI Terlibat Sindikat Penggelapan Kendaraan Curian di Sidoarjo, Ini Kata Kapendam
Baca juga: Ini Kata Angelina Sondakh soal Kabar Aaliyah Massaid dan Thariq Halilintar akan Menikah
Kompas.com: Suami Meninggal, Istri Minta Ambil Spermanya untuk Punya Anak Lagi