Hal itu membuat warga yang memiliki mobil berinisiatif untuk membuat bantalan jalan agar landai hingga bisa dilewati kendaraan.
‘’Makanya ada warga sini yang menghancurkan ujung jalan untuk ditambal semen agar mobil atau motor bisa naik ke atas jalan.
Kalau setebal 20 cm, ujungnya berbentuk persegi, mana bisa kendaraan naik ke badan jalan,’’ jelasnya.
Bahtiar menyayangkan terdapat narasi di media sosial yang seakan menghakimi warga yang telah berusaha memudahkan kendaraan agar bisa naik ke atas jalan semenisasi tersebut.
Ia mengaku kesal dengan adanya jalan dimaksud.
Pasalnya posisi jalan yang lebih tinggi dari perumahan warga, mengakibatkan genangan air semakin parah.
RT 03, merupakan kawasan banjir dan selalu tergenang kala hujan mengguyur.
"Kami tidak menyalahkan adanya pembangunan jalan semenisasi. Tapi tolonglah lebih realistis.
Sudahlah jalannya hanya separuh, yang malah menyulitkan warga lewat, banjir juga semakin parah.
Kalau diminta memilih, kami memilih perbaikan drainase saja agar tidak selalu banjir di tempat kami,’’ kata Bahtiar.
Tanggapan Lurah
Lurah Nunukan Barat, Julziansyah mengaku tidak mengetahui soal keberadaan proyek semenisasi di RT 03 Jamaker tersebut.
Julziansyah baru mengetahui ketika dirinya menerima panggilan dari sejumlah pejabat dan petugas polisi.
‘’Sejak ramai di medsos, saya ditelfon banyak pejabat.
Ada Bupati, DPRD Provinsi, bahkan unit Tipikor Polres Nunukan,’’ ujar Julziansyah.